MiG-29
Global Look PressFitur utama Il-2 adalah pelat lapis bajanya.
SputnikSepanjang sejarah, ada lebih banyak Ilyushin Il-2 Shturmovik yang mengudara dibandingkan pesawat militer mana pun yang pernah diproduksi. Pesawat serbu ini dirancang pada akhir 1930-an dan lebih dari 36 ribu unit diproduksi selama Perang Dunia II.
Fitur utama Il-2 adalah pelat lapis bajanya. Pesaing-pesaing Il-2, seperti pesawat pengebom menukik (dive bomber) Ju-87 Stuka buatan Jerman, hanya menggunakan lapis baja ringan. Saat itu, menambahkan lapis baja berat akan meningkatkan bobot pesawat secara drastis. Karena itu, desainer pesawat Sergei Ilyushin mengusulkan untuk menjadikan lapis besi sebagai elemen penahan beban badan pesawat. Pelat lapis baja memberikan perlindungan yang cukup dari tembakan darat. Pilot-pilot Soviet menjuluki Il-2 “Tank Terbang”, sementara Jerman menyebutnya “Bomber Beton” dan “Si Maut Hitam”. Pada masa itu, sebuah serangan yang dilancarkan skuadron Il-2 dapat menghancurkan dan mematahkan semangat pasukan Jerman.
Meski begitu, Il-2 rentan terhadap serangan pesawat tempur Jerman yang jauh lebih cepat karena bagian belakangnya kurang terlindungi lapis baja. Selama periode awal peperangan, ketika Uni Soviet kekurangan pesawat tempur untuk melindungi “Tank Terbang”, angkatan udara negara itu kehilangan Il-2 dalam jumlah besar. Satu Il-2 hilang setiap sepuluh misi tempur. Situasi ini baru membaik sejak 1943. Saat itu, setiap Shturmovik rata-rata bertahan selama 26 misi.
MiG-15 adalah jet tempur paling banyak yang pernah diproduksi.
Getty ImagesMiG-15 adalah jet tempur paling banyak yang pernah diproduksi (lebih dari 16.000 unit). Dirancang oleh Mikoyan-Gurevich pada akhir 1940-an, pesawat tempur itu dijual ke 40 negara. MiG-15 yang terakhir — milik Angkatan Udara Albania — bahkan baru dinonaktifkan pada 2006. Puncak kejayaan MiG-15 adalah selama Perang Korea. Saat itu, MiG-15 berhasil mengalahkan banyak jet tempur Barat dan sekaligus membuktikan efisiensi teknologi Soviet. “MiG-15 tak hanya lebih cepat dari pesawat apa pun yang kita bangun hari ini, tetapi juga sudah diproduksi dalam jumlah yang sangat besar,” kata komandan Angkatan Udara Kerajaan Inggris.
Konon, hanya F-86 Sabre buatan Amerika yang mampu mengimbangi MiG-15. Selama Perang Korea, pilot Soviet Yevgeny Pepelyaev menerbangkan Mig-15 dan dianggap sebagai pilot terbaik pada masa itu. Dalam 38 peperangan udara, Pepelyaev menghancurkan lebih dari 20 pesawat, termasuk 18 Sabre.
Pada awal 1960-an, pesawat itu mencetak rekor dengan mencapai kecepatan 2.386 km/jam.
Alexander Mokletsov/SputnikDengan total 12.000 pesawat, jumlah MiG-21 melebihi jet tempur supersonik mana pun yang pernah diproduksi. Pada awal 1960-an, pesawat itu mencetak rekor dengan mencapai kecepatan 2.386 km/jam. Ekonomi skala (fenomena turunnya biaya produksi per unit yang terjadi bersamaan dengan meningkatnya jumlah produksi) membuat MiG-21 jauh lebih murah diproduksi daripada pesaingnya di Amerika, F-4 Phantom. MiG-21 adalah pesawat Soviet pertama yang sebagian besar mengandalkan rudal sebagai kekuatan tembaknya.
MiG-21 adalah pesawat ringan yang mampu menambah ketinggian dengan cepat. Fitur ini membantu pesawat tempur itu menghindari rudal-rudal F-4 selama Perang Vietnam. Pesawat itu dijuluki “balalaika” karena kemiripan bentuknya dengan alat musik tradisional Rusia. Hingga kini, MiG-21 masih beroperasi di beberapa negara.
MiG-29 memiliki karakteristik unik yang membuatnya mampu melakukan manuver aerobatik yang sebelumnya tak terbayangkan.
Andrei Aleksandrov//SputnikMiG-29 memiliki karakteristik unik yang membuatnya mampu melakukan manuver aerobatik yang mustahil dilakukan pada model-model sebelumnya. Pada 1988, di Pameran Kedirgantaraan Farnborough Inggris, pilot-pilot MiG-29 memukau penonton dengan melakukan manuver “bel” yang belum pernah dilakukan sebelumnya dengan jet tempur mana pun.
Beberapa waktu lalu, sebuah video yang menunjukkan MiG-29 lepas landas secara vertikal pada Pamaren Kedirgantaraan Internasional Kerajaan Inggris menjadi viral. Sewaktu pengujian MiG-29 pada awal 1980-an, para pilot yang terlatih bersusah payah menguasai trik menantang yang memaksa pesawat supaya berputar-putar sambil turun karena pesawat cenderung tak terkendali ketika melakukan manuver yang sangat berbahaya itu.
Pada 1989, Pugachev melakukan manuver “Kobra” di Pameran Udara Le Bourget, Prancis.
Vladimir Yatsina/TASSPesawat tempur supermanuver Sukhoi Su-27 dirancang hampir bersamaan dengan MiG-29. Pesawat itu dirancang untuk mencapai keunggulan udara dan secara resmi beroperasi pada 1990. Su-27 mulai mencetak rekor selama tes penerbangannya. Pada 1986, pilot Soviet Viktor Pugachev mencapai ketinggian 3.000 meter dalam 25 detik. Kemudian, ia mencapai ketinggian 12.000 meter dalam 58 detik. Hingga kini, rekor tersebut tak terpatahkan.
Pada 1989, Pugachev melakukan manuver “Kobra” di Pameran Kedirgantaraan Le Bourget, Prancis. Sejak itulah manuver tersebut disebut Kobra Pugachev. Meski ahli manuver pertempuran udara Barat menganggap manuver itu tidak berguna dalam pertempuran sesungguhnya, Kobra Pugachev terkenal karena gerakannya yang indah, dramatis, dan sulit dilakukan pada pertunjukan udara. Secara total, Su-27 telah mencetak sekitar 30 rekor penerbangan.
Selanjutnya, baca juga mengenai beberapa pesawat militer Rusia terbaru yang menyandang rekor istimewa, termasuk pesawat militer yang belum digunakan.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda