Sebuah jet tempur MiG-29K dipamerkan pada pembukaan Pameran Aviasi dan Luar Angkasa Internasional MAKS 2015 di kota Zhukovsky, wilayah Moskow.
Sergei Bobylev / TASSRusia tengah mempersiapkan resimen pertama (lebih-kurang 24 pesawat -red.) pesawat tempur kapal induk MiG-29K/KUB untuk misi tempur mereka bersama Laksama Kuznetsov dari Armada Utara. Saat ini, para pilot tengah dilatih mengendalikan pesawat baru tersebut di Krimea, dan mulai 1 Juli mendatang mereka akan memulai tugas perlindungan perbatasan maritim Rusia.
Bersama dengan Su-33, pesawat ini akan menjadi bagian dari kapal induk satu-satunya Rusia, Laksamana Kuznetsov. Markas besar armada tersebut menyampaikan bahwa kelompok pesawat yang telah diperbarui akan dikirim ke laut, untuk pertama kalinya, pertengahan tahun ini, dan pada kuartal ketiga tahun ini akan memulai misi tempur mereka di Laut Tengah,
MiG kapal induk ini merupakan pesawat jet generasi ke-4++ terbaru di antara jenis lainnya yang diproduksi secara berseri, kata Andrey Fomin, Pemimpin Redaksi Majalah Vzlyot.
“Di luar kemiripannya dengan versi darat MiG-29, pesawat ini sungguh berbeda. Perbedaan itu ada pada teknologi siluman, sistem baru pengisian bahan bakar, pelipatan sayap dan mekanisme, yang membuat pesawat ini mampu melakukan lepas-landas dan pendaratan dalam kecepatan rendah,” tutur sang pakar pada RBTH dalam sebuah wawancara.
Menurut Fomin, Su-33 dirancang sebagai pesawat yang dapat memastikan superioritas udaranya dalam berbagai konflik karena pesawat ini merupakan pesawat tempur-pencegat skala penuh. Sementara, MiG-29K/KUB merupakan pesawat multiperan yang didesain untuk menyediakan perlindungan udara bagi angkatan laut, serta menghancurkan target permukaan dan darat dengan senjata berpresisi tinggi, siang dan malam, dalam segala kondisi cuaca.
MiG-29K/KUB. Sumber: YouTube /Zvezda
MiG-29K memiliki badan pesawat canggih yang terbuat dari material komposit, dan sistem kontrol fly-by-wire dengan redudansi empat kali lipat.
Tangki internal pesawat ini dapat menampung 50 persen bahan bakar lebih banyak dari pendahulunya. Tiga tangki bahan bakar tambahan ditempatkan di bawah badan pesawat dan sayap. Dengan begitu, jangkauan operasional pesawat ini meningkat drastis, begitu pula muatan senjatanya. Versi darat MiG-29 dapat mengangkut beban empat ton, sementara versi kapal induk pesawat ini dapat mengangkut senjata seberat 6,5 ton. Gudang senjatanya termasuk misil jelajah anti-kapal supersonik terbaru X-31 dan X-35, serta bom udara dengan sistem pemandu televisi.
MiG-29K/KUB awalnya dirancang berdasarkan pesanan AL India, dengan kerangka kerja kontrak yang ditandatangani dengan New Delhi pada 2004, ketika kapal pengangkut Laksamana Gorshkov ditransfer ke India.
“Pada 2009, rancangan MiG-29K untuk India melakukan pendaratan pertamanya pada kapal induk Rusia dengan kapal induk yang sama, yaitu Laksamana Kuznetsov. Banyak sistem yang digunakan untuk jet tempur ini, sesuai permintaan India, tak diproduksi di Rusia. Sebagai contoh, terdapat sistem navigasi Prancis SIGMA 95 dan sejumlah perangkat lain yang, untuk alasan yang jelas (terkait kasus kapal Mistral -red.), tak mungkin digunakan oleh angkatan bersenjata Rusia,” kata Fomin.
Pada MiG ‘Rusia’ baru, perangkat elektronik asing digantikan dengan versi dalam negeri, dan sistem identifikasi ‘kawan atau lawan’ dirancang ulang sepenuhnya. “Ini merupakan salah satu alasan mengapa perlu waktu lama untuk meluncurkan pesawat tempur ini,” kata sang pakar.
Saat ini, pilot pesawat tempur MiG-29K/KUB dilatih di pusat uji aviasi di Krimea, kota Saki (1.400 km selatan Moskow). Sebuah landasan udara yang menyimulasikan dek kapal induk Laksamana Kuznetsov telah dibangun, lengkap dengan sistem propulsi dan pengeremannya. Hal ini membuat pilot dapat mempraktikkan lepas landas dan pendaratan di dek kapal, dengan kondisi yang mirip situasi sesungguhnya.
Seorang perwakilan AL Rusia menyebutkan sistem pelatihan pilot saat ini untuk pesawat kapal induk termasuk latihan berbasis darat tahap awal. Ini merupakan satu-satunya jalan, berbeda dengan kapal, yang memberi kesempatan pilot melakukan kesalahan dalam latihan dengan aman. Sebagai contoh, ia mungkin tak bisa mencapai perangkat penahanan, atau sebaliknya, terbang terlalu tinggi. Hal ini mustahil di kapal, karena hanya ada jarak 46 meter ke kabel rem pertama, dan jika jet gagal mengaitkan diri, kesempatan untuk mencoba kedua kalinya nyaris tak mungkin.
Menurut Vadim Kozyulin, profesor di Akadaemi Ilmu Pengetahuan Militer, saat ini Kementerian Pertahanan tak berencana membangun kapal induk baru. “Munculnya pesawat MiG-29K/KUB baru ini, sebagai bagian dari kekuatan udara kapal induk Laksamana Kuznetsov, merupakan langkah yang sangat penting dalam pengembangan sekolah aviasi berbasis kapal induk di Rusia. Kelak, kapal ini akan menjadi tulang punggung kelompok aviasi berbasis kapal,” kata sang pakar.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda