NATO menjuluki An-2 “Colt”, tetapi di kampung halamannya, ia dipanggil “Annushka” (panggilan akrab Ann) atau “Kukuruznik”.
Pesawat ini pertama kali dibangun pada 1947 oleh Biro Desain Antonov yang kala itu berlokasi di Novosibirsk (3.300 km di sebelah timur Moskow). Awalnya, An-2 dirancang sebagai pesawat pertanian. Namun, pesawat itu ternyata mampu melakukan lebih banyak tugas.
An-2 telah digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari olahraga hingga transportasi. Pesawat ini juga pernah dipersenjatai demi melayani angkatan bersenjata dan menjadi saksi mata di banyak konflik militer.
An-2 telah digunakan oleh tentara di lebih dari 50 negara. Karena dapat terbang sangat rendah dan lolos dari deteksi radar, pesawat ini terutama berfungsi sebagai pesawat pengintai.
Mahakarya Oleg Antonov ini mampu membawa 10 – 12 orang atau 1.000 kilo kargo dan mengantarkannya hampir ke mana saja. Biplane tersebut pun dapat lepas landas dan mendarat di lapangan udara yang buruk dengan landasan yang pendek.
Mudahnya perawatan dan efektivitasnya yang tinggi membuat An-2 menjadi alat transportasi utama di wilayah-wilayah terpencil Uni Soviet, seperti Siberia, Utara Jauh, atau Asia Tengah.
Kedua pasang sayap memungkinkan An-2 untuk menghasilkan daya angkat yang besar. Dengan demikian, pesawat dapat lepas landas dengan cepat, melayang, dan bahkan terbang mundur mengikuti angin haluan.
Pesawat ini dapat terbang selambat 40 km/jam. Kecepatan ini sangat ideal untuk terjun payung.
Sekitar 19 ribu pesawat An-2 diproduksi di Uni Soviet dan Polandia. Sementara, ribuan pesawat telah diproduksi di Tiongkok. Rekor Dunia Guinness bahkan memasukkan An-2 sebagai pesawat yang paling lama diproduksi, yaitu selama lebih dari 60 tahun.
Sebagaimana yang pernah dikatakan wartawan BBC, “jika An-2 dirancang dan dibangun di sisi lain Tembok Berlin, desainnya yang tangguh mungkin membuatnya menjadi pesawat yang jauh lebih terkenal daripada yang sekarang.”
Sekarang, Rusia sedang mempertimbangkan untuk memodernisasi An-2 dengan biplane yang diusulkan, TBC-2 DTC, yang akan memiliki kapasitas kargo 3.000 kilo dan kecepatan rata-rata 350 km/jam.
Pada 1930-an, sebuah tim pilot yang dipimpin penerbang legendaris Valery Chkalov membuka jalan dari Eropa menuju Dunia Baru melalui Kutub Utara. Bacalah kisah selengkapnya!
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda