Jet tempur multiperan Su-30SM yang mulai bertugas pada 2016 akan menerima sejumlah modifikasi yang akan meningkatkan kemampuan mereka.
Saat ini, Moskow telah memiliki 100 unit jet canggih tersebut. Model tersebut diuji selama kampanye Rusia di Suriah untuk memerangi teroris. Kampanye ini adalah tes penting untuk jet itu sekaligus menyoroti kekuatan dan aspek mana yang dapat ditingkatkan.
"Su-30SM tidak pernah digunakan dalam pertempuran nyata sebelum operasi Suriah. Mereka sebelumnya hanya muncul saat pertunjukan udara di seluruh dunia .... Sekarang, kami telah mengetahui masalah-masalah yang ada dan menyusun daftar rekomendasi sehingga pihak perancang bisa meningkatkan kemampuanya," kata seorang sumber militer kepada Russia Beyond.
Menurut sang ahli, modernisasi pertama pesawat adalah pemasangan sistem penargetan SVP-24 Gefest (Hephaestus) baru, yang akan meningkatkan akurasi senjata, baik yang berpandu mau pun tidak, seperti bom dan misil.
Perangkat penargetan ini akan diintegrasikan ke dalam semua model Su-30SM bersama dengan sistem navigasi yang diberi nama SOLT-25. Sistem ini adalah teknologi optik-elektronik yang mempertajam navigasi pesawat, memungkinkannya beroperasi dalam kondisi cuaca yang sangat buruk di siang dan malam hari.
"Sekarang, jet ini memiliki sistem pencitraan termal serta alat pengukur jarak sasaran berbasis laser. Sistem optik-elektronik ini menemukan dan mengikuti target di medan perang, meski harus melalui kabut dan hujan deras. Pilot hanya perlu menekan tombol dan membuka kunci SOLT-25, ia akan secara otomatis menghancurkan sasaran," Vadim Kozyulin, seorang profesor di Akademi Ilmu Militer, mengatakan kepada Russia Beyond. "Kami juga mempertimbangkan untuk menempatkan jenis misil jelajah baru di jet ini."
Menurut Wakil Menteri Pertahanan Rusia Yuri Borisov, Angkatan Udara berencana menggunakan model Su-30SM hingga 40 tahun ke depan.
Modernisasi ini mungkin membuat Anda berpikir, secanggih apakah sebenarnya militer udara Rusia secara keseluruhan?
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda