Orang asing, termasuk orang Indonesia, ternyata mengucapkan nama ibu kota Rusia lebih dekat dengan nama aslinya.
Varvara GrankovaApa ibu kota Rusia? Dengan lantang, orang-orang akan menjawab: Moskow. Dalam bahasa Indonesia, kata itu diserap dari bahasa Inggris, ‘Moscow’. Dalam beberapa bahasa Eropa lain, nama kota itu pun tak jauh berbeda. Orang Prancis, misalnya, menyebut ibu kota Rusia ‘Moscou’, orang Belanda — ‘Moskou’, orang Spanyol — Moscú, orang Italia — Moska, sedangkan orang Jerman — ‘Moskau’. Namun dalam bahasa Rusia, nama kota itu sama sekali berbeda. Kami menyebutnya Moskva (Москва). Jika Anda penasaran seperti apa ejaannya, dengarkan rekaman berikut di Wikipedia.
Beberapa penutur bahasa Inggris sebenarnya sudah cukup akrab dengan kata ini. Sebagai contoh, mereka menggunakannya pada Sungai Moskva, yang mengalir melalui Moskow. Lantas, kenapa dalam bahasa Inggris kota itu tetap disebut ‘Moscow’, sedangkan sungainya menggunakan nama versi bahasa Rusia?
Ternyata, ini semua berkaitan dengan nama Moskow yang berubah dari waktu ke waktu. Awalnya, rakyat Rusia (atau lebih tepatnya leluhur bangsa Slavia mereka yang kemudian terpecah menjadi orang Rusia, Ukraina, dan Belarus) menyebut kota itu Moskov (Москов).
Kata ‘Moskov’ pertama kali disebutkan dalam kronik pada 1147 ketika Pangeran Yuri Dolgorukiy menulis surat kepada seorang sekutu, mengundangnya ke salah satu kota yang ia kuasai: “Saudaraku, datanglah ke Moskov.”
Karena kronik itu ditemukan pada 1147, itu kemudian dianggap sebagai tahun didirikannya Moskow, dan Yuri Dolgorukiy dipercaya sebagai pendiri kota tersebut. Padahal, tak ada yang tahu secara pasti — kota itu bisa jadi telah dibangun beberapa abad sebelumnya dan Yuri kebetulan menaklukkannya.
Desainer Artemy Lebedev meringkas sejarah nama kota itu dalam bahasa Inggris dengan cukup baik:
“Moskow adalah salah satu dari sedikit contoh kata yang terlestarikan dengan baik dalam bahasa lain. Dahulu, kota itu disebut Moskov. Itulah nama yang diperkenalkan kepada orang-orang asing, yang kemudian menuliskannya dengan cermat: Moskow. Saat itu, huruf W dilafalkan seperti V. Jadi, setiap kali saya melihat tanda yang menyebutkan ‘Moscow’, saya berpikir bahwa toponim (asal-usul penamaan nama tempat) dari Abad Pertengahan masih kekal dalam bahasa Inggris meski menghilang dari bahasa Rusia.”
Baik ‘Moscow’, ‘Moskau’, ‘Moscou’, maupun versi Eropa lainnya tak berbeda jauh dengan nama asli kota itu, Moskov. Ejaan kata itu hanya disesuaikan dengan bahasa masing-masing. Ini bukan sesuatu yang perlu diperdebatkan karena setiap bahasa memiliki aturan ejaannya sendiri. Sementara di Rusia, kami menggunakan ‘Moskva’. Meski begitu, semua orang tahu persis apa yang dimaksud orang asing ketika mereka mengatakan ‘Moscow’.
Di Indonesia, ada dua versi yang lazim digunakan: Moskow dan Moskwa. Meski diserap dari bahasa Inggris, kata ‘Moskow’ bisa dibilang sebagai kata yang paling mirip dengan nama aslinya. Sementara itu, Wikipedia dan beberapa media lokal lebih memilih ‘Moskwa’ yang diserap dari bahasa Rusia.
Mana sebutan ibu kota Rusia dalam bahasa Indonesia yang lebih Anda suka?
— RBTH Indonesia (@RBTHIndonesia) July 28, 2019
Kata mana yang sebaiknya Anda gunakan? Tidak ada aturan khusus. Anda boleh menyebut ibu kota kami ‘Moskow’ atau ‘Moskwa’. Namun, kami sendiri selama ini selalu menggunakan kata ‘Moskow’ alih-alih ‘Moskwa’. Kenapa? Itu tak lebih dari sekadar preferensi redaksi.
Kenapa alun-alun terindah seantero Rusia disebut Lapangan Merah? Apakah karena area itu dikelilingi bangunan dan tembok berwarna merah? Bacalah selengkapnya!
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda