Tak seperti di Indonesia, orang yang menggunakan behel di Barat justru dianggap tak menarik.
Sakchai Lalit/APBeberapa tahun belakangan ini, penggunaan behel atau kawat gigi makin populer di kalangan anak-anak muda Indonesia, khususnya oleh remaja perempuan. Meski berfungsi untuk merapikan gigi, tak sedikit pula yang memasang behel supaya tampil trendi. Berbagai model dan warna pun diciptakan untuk memenuhi permintaan pasar.
Namun di Barat, orang yang menggunakan behel justru dianggap tak menarik. Perempuan yang menggunakan behel, misalnya, kerap diasosiasikan dengan gadis kutu buku berkacamata dengan rambut diikat. Dengan kata lain, behel membuat pemakainya tampak jelek. Tak heran, memakai behel merupakan opsi terakhir yang akan dipilih oleh kebanyakan orang. Kalaupun seseorang harus memakainya, behel akan dipasang di belakang gigi, bukan di depan seperti yang kebanyakan digunakan di Indonesia.
Kulit putih memang dianggap sebagai standar kecantikan di Indonesia. Berbagai iklan produk kecantikan selalu menampilkan model-model berkulit putih. Akhirnya, kebanyakan perempuan Indonesia, apalagi mereka yang kerap tampil di hadapan publik, akan merias muka mereka dengan aneka produk pemutih wajah, termasuk mengaplikasikan bedak agak berlebihan.
Kenyataan ini ternyata cukup membingungkan bagi kebanyakan orang Barat. Orang-orang Barat justru mendambakan warna kulit yang “lebih berwarna”, tidak putih pucat. Apalagi, orang-orang Barat sendiri tidak menilai kecantikan dari warna kulit.
Banyak orang, khususnya perempuan, mengidamkan sepasang bola mata cantik berwarna cokelat atau bahkan biru. Industri, tentu saja, berusaha menjawab kebutuhan itu dan mengeluarkan produk-produk lensa kontak kosmetik aneka warna. Beberapa produk memang terlihat cantik, tapi tak sedikit pula yang justru terlihat menyeramkan saat dipakai.
Memakai lensa kontak dengan warna-warna yang tak biasa justru dianggap menakutkan bagi kebanyakan orang Barat. Namun, pandangan itu sepertinya tidak berlaku di Indonesia — semakin unik warnanya, semakin cantik!
Orang Barat tidak anti dengan mewarnai rambut. Namun, jika “mewarnai rambut” dengan hanya mengikis lapisan rambut yang mengandung pigmen warna dengan proses bleaching sehingga warna rambut tampak kekuningan, itu akan dianggap aneh. Di Indonesia, hal ini sepertinya sepertinya cukup lazim, baik di kalangan perempuan maupun laki-laki.
Bagi kebanyakan orang Barat, model “pewarnaan” rambut seperti ini justru dianggap tak rapi dan merusak rambut itu sendiri. Karena itu, ketika mereka ke Indonesia dan melihat banyak orang dengan model warna rambut yang “tak selesai dicat” (hanya sampai tahap bleaching), tentu ini akan membuat mereka terheran-heran.
Namun, semua ini tentu tak perlu menghalangi niat Anda untuk tampil sebagaimana yang Anda inginkan. Jika Anda menyukai salah satu atau keempat tren di atas, tentu tak ada yang berhak melarang Anda. Lagipula, lain negara, lain pula cara pandanganya, bukan? Jadi, Anda tak perlu khawatir dan terlalu mikirkan persepsi orang lain.
Setelah ini, mungkin Anda ingin mengetahui apa rahasia kecantikan perempuan Rusia? Simaklah selengkapnya!
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda