Saya jarang menerima permintaan pertemanan dari orang yang sama sekali asing, kecuali ia menunjukkan niat baik dengan menuliskan pesan. Misalnya, ia mau mencari teman dari negara lain atau sekadar ingin meningkatkan kemampuan bahasa Rusianya. Namun, jika orang itu terlihat kreatif atau menarik, saya mungkin akan menerima permintaan pertemanan darinya.
Saya paling tidak suka ketika ada orang asing yang bahkan kami hampir tidak pernah berbicara sebelumnya, tiba-tiba mengirimkan pesan menjengkelkan, seperti “Aku cinta kamu,” dan semacamnya. Saya menemukan banyak orang seperti itu, khususnya di Interpals. Biasanya, mereka langsung saya blokir dari daftar teman.
Intinya, sebelum kirim permintaan pertemanan — di Facebook atau Interpals — perkenalkanlah diri dan jelaskan apa yang Anda inginkan. Tidak baik untuk mengirim permintaan pertemanan begitu saja tanpa kita mengenal satu sama lain terlebih dulu.
Saya tentu saja punya beberapa teman yang awalnya saya kenal dari media sosial. Misalnya, saya punya seorang teman dari Indonesia yang saya kenal dari Interpals dan kemudian mengunjungi saya di Krimea pada 2015. Ada juga teman dari Lebanon dan Turki. Kami biasanya berkirim pesan, menanyakan kabar satu sama lain, dan mengucapkan selamat pada hari-hari besar Islam.
Bicara soal permintaan pertemanan, saya sangat jarang menerima permintaan pertemanan dari orang yang sama sekali asing. Biasanya, saya hanya menerima mereka yang setidaknya memiliki kesamaan teman. Saya akan menerima permintaan pertemanan jika, misalnya, kami pernah sama-sama belajar di universitas yang sama atau pernah ikut suatu organisasi, atau orang itu pernah menjadi peserta kegiatan atau festival yang juga saya ikuti.
Jika orang asing mengirim permintaan pertemanan tanpa menyertakan pesan atau alasan kenapa dia mau berteman, saya pasti akan menolaknya. Saya perlu tahu apa yang mereka harapkan dari saya. Misalnya, apakah mereka tertarik dengan Rusia atau ingin belajar bahasa Rusia. Kalau iya, saya mungkin bisa luangkan waktu. Intinya, orang-orang perlu menjelaskan ketertarikan mereka dan menanyakan pertanyaan menarik!
Namun, jangan terkecoh. Pertanyaan aneh dan tak relevan — atau bahkan mengirim pesan yang terlalu sering dan membosankan, seperti “Halo, apa kabar? Sudah makan?” — juga tak saya gubris. Terkadang, ada yang menulis pesan, “Aku cinta kamu.” Ada juga yang bertanya apakah saya tinggal di Indonesia, padahal seluruh publikasi saya dengan jelas menunjukkan di mana saya tinggal saat ini.
Sebetulnya, ini bukan berarti saya tak punya teman yang awalnya sama sekali asing. Ketika saya tinggal di Jakarta, seorang pria pernah menghubungi saya melalui Facebook terkait pengambilan gambar di salah satu program televisi. Kami bertemu secara personal dan kini berteman.
Kadang-kadang, saya menerima permintaan pertemanan dari orang asing. Apalagi jika saya lihat orang itu menarik, dalam arti ia membagikan informasi yang bermanfaat di media sosial atau dia mungkin membagikan pengetahuan, pengalaman, atau pandangan pribadinya terhadap suatu isu. Saya juga mungkin akan menerima permintaan pertemanan dari orang asing kalau ia memiliki profil yang menjelaskan latar belakang dirinya.
Saya pikir orang-orang perlu memahami bahwa ada tahapan-tahapan tertentu dalam berkomunikasi sebelum (pada akhirnya) berteman. Saya mengharapkan pesan, misalnya ... kenapa dia mau mengobrol dengan saya, apakah kita memiliki ketertarikan yang sama.
Sebetulnya, saya bisa berteman dengan siapa pun, baik laki-laki maupun perempuan. Saya bahkan tak ragu untuk memberikan bantuan atau nasihat jika dibutuhkan. Namun, jika seseorang sudah terlalu banyak mengirimkan pesan dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak sopan, saya akan memblokirnya.
Suatu hari, saya bertemu dengan orang asing di Facebook. Kami cukup lama membahas banyak hal, mulai dari sejarah, wisata, pekerjaan, masyarakat, dan bahkan politik. Sejujurnya, saya pikir kami tidak akan pernah bertemu karena kami tinggal di negara yang berbeda. Namun ternyata, kami justru bertemu di belahan dunia lain. Itu benar-benar pertemuan yang hangat dan, tentu saja, kami mengobrol panjang lebar.
Saya bukan tipe orang yang tidak mau sama sekali menerima permintaan pertemanan dari orang yang sama sekali asing. Namun biasanya, saat menerima permintaan pertemanan dari orang asing, saya akan melihat penampilan orang itu dulu. Jadi bagi saya, foto atau penampilan secara visual itu penting.
Selain itu, saya juga suka dengan orang-orang yang punya gaya hidup yang menarik. Saya ingin tahu seperti apa kehidupan mereka di tengah masyarakat. Saya juga suka orang yang punya selera humor.
Sementara, jika ternyata orang asing itu menunjukkan sikap yang menjengkelkan, seperti mengirim pesan-pesan yang tidak sopan atau bahkan berkenalan hanya untuk mencari gadis yang bisa memuaskan hasrat seksualnya, saya pasti akan langsung menghapusnya.
Meski begitu, saya belum pernah mengalami situasi yang terlalu parah. Semuanya biasa saja, tidak ada yang terlalu menarik. Apalagi, saya belum pernah menemukan seseorang di media sosial yang awalnya sama sekali asing, tapi kemudian menjadi sahabat baik di dunia nyata.
Memahami gadis Rusia memang tidak mudah, tapi bukan berarti itu sesuatu yang tak bisa dilakukan. Kalau Anda tak bisa berteman dengan gadis Rusia melalui Facebook atau VK, lantas dari mana? Tenang, Russia Beyond punya solusinya.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda