Berdasarkan rencana, pilot uji saling berganti tunggangan setelah tes pertama sehingga masing-masing pilot sama-sama menguji kedua pesawat. Akan tetapi, "monster bertenaga jet" itu ternyata tidak mudah dijinakkan dan uji penerbangannya pun sangat berisiko mempertaruhkan nyawa.
Pilot uji coba pertama kelas satu Aleksey Grinchik lepas landas pada pukul 11.12 dengan prototipe MiG-9. Pesawat itu dibangun di Biro Desain Artyom Mikoyan dan Mikhail Gurevich. Gagasan awalnya, pesawat dibangun dengan menyalin pesawat tempur Jerman Me-262. Akan tetapi, ide itu ditinggalkan dan diputuskan untuk memasukkan dua mesin ke dalam pesawat. Dengan demikian, resistensi frontal pesawat pun menjadi berkurang. Dalam waktu 4,5 menint, MiG-9 dapat mencapai kecepatan maksimum 920 kilometer per jam. Pesawat pemburu ini dilengkapi meriam 37 milimeter dengan 40 proyektil, dan dua meriam 23 milimeter dengan masing-masing 80 proyektil.
Pada 13.56, pilot uji Mikhail Ivanov lepas landas dengan pesawat Yak-15. Perancang Aleksandr Yakovlev menempatkan mesin jet RD-10 di dalamnya, mirip dengan Jumo-004A Jerman. Kecepatan maksimum pesawat pemburu ini mencapai 786 kilometer per jam. Yak-15 kemudian digunakan sebagai model transisi untuk melatih kembali para pilot dalam menyesuaikan diri dengan pesawat jet. Namun, pesawat ini masih tetap memiliki dua meriam 23 milimter dengan masing-masing 60 proyektil.
Pengujian penerbangan pabrik sukses, tetapi sebuah tragedi yang terjadi pada 11 Juni 1946, hampir mengakhiri proyek MiG-9. Pilot Aleksey Grinchik yang berniat memikat Komisi Angkatan Udara membuat beberapa belokan tajam di udara, tetapi pada ketinggian 150 meter pesawat tempur itu terbalik "di punggungnya", menukik tanpa terkendali, dan akhirnya jatuh di ujung landasan pacu bandara.
Dalam memoar Igor Shelest yang berjudul "Aku terbang untuk mimpi" terdapat sebuah fragmen yang didedikasikan untuk peristiwa tragis ini. Pilot uji coba Sergey Anokhin, yang menyaksikan penerbangan terakhir temannya mengatakan, "Momen seperti itu tidak dapat dilupakan. Anda dapat membayangkan bagaimana perasaan saya ketika melihat dia berguling dan jatuh ke tanah. Untuk mengantisipasi hal terburuk, saya mengerang pada diri sendiri dan berpikir saya akan memberikan tangan saya untuknya."
Dua tahun kemudian, Mikhail Ivanov kehilangan nyawa saat menerbangkan pesawat Yak-23 pada persiapan parade udara 14 Juli 1948. Sayap kanan pesawat jatuh pada ketinggian 100 meter dan pesawat terbalik dengan kecepatan tinggi. Sang pilot terlempat dari kokpit dan jatuh di dekat tribun utama.
Pesawat turbojet tempur pertama Soviet hanya diproduksi dalam jumlah kecil, yaitu 610 unit MiG-9 dan 280 unit Yak-15. Meski demikian, pesawat-pesawat itu telah banyak membantu melatih ratusan pilot dan penguasaan manajemen teknik baru.
Media AS menyoroti kekurangan pesawat tempur Shenyang J-11 buatan Tiongkok, yang merupakan salinan Su-27 "Flanker" Rusia. Meski identik dari segi penampilan, kemampuan J-11 dinilai jauh di bawah Su-27.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda