Baru-baru ini, The National Interestmenerbitkan sebuah artikel berjudul “Pesawat Pengebom-Tempur Su-34 Melegenda karena Satu Alasan Sederhana.” Tanpa bertele-tele, sang penulis segera menjelaskan alasannya sebagai berikut, “Pesawat ini dapat dengan mudah mencapai tujuannya ke mana saja dan kapan saja.”
Sang penulis, Caleb Larson, mengatakan, Su-34 adalah salah satu pesawat pengebom-tempur terbaik Rusia.
Dalam artikel itu, Larson memaparkan sejumlah keunggulan pesawat tersebut, seperti kokpitnya yang besar dan luas (pilot bahkan bisa berdiri tegak di dalamnya). Kokpit pesawat juga dilengkapi toilet dan dapur kecil.
Kapsul kokpit dibuat dari perisai baja dengan lapisan titanium. Dengan begitu, pilot akan terlindung dari tembakan senjata api dan senjata antipesawat ringan. Berbagai komponen lain pada pesawat ini pun dilindungi lapis baja.
Selain 12 senjata yang menggantung pada sayap dan badan pesawat, Su-34 juga memiliki meriam 30 mm untuk menyerang sasaran darat.
Tak hanya itu, Larson juga memberikan perhatian pada bodi Su-34 yang unik. Karena bentuk moncongnya yang agak ceper bak paruh bebek, Su-34 dijuluki Platipus.
Pesawat Su-34 mengombinasikan kekuatan sebuah bomber yang memiliki muatan persenjataan yang besar dan daya jelajah yang tinggi dengan kemampuan manuver sebuah pesawat tempur yang luar biasa. Kelebihan ini sebagian besar dicapai karena pesawat itu menerapkan konsep three-surface design.
Salah satu fitur yang paling mencolok pada Su-34 adalah bentuk ekornya. Ekor pesawat menampung parasut pengereman, mesin tambahan, bahan bakar cadangan, dan antena radar belakang yang bisa memperingatkan pilot jika sewaktu-waktu dikejar rudal musuh.
Akhirnya, Caleb Larson menyimpulkan bahwa — sekalipun tak dilengkapi teknologi siluman — Su-34 tetap merupakan lawan sepadan bagi pesawat-pesawat tempur generasi ke-4++ dan tak akan pensiun dalam waktu dekat.
Perang modern tidak hanya dimainkan di medan dengan tank dan artileri, tetapi juga di udara dengan pesawat yang meluncurkan serangan bom dan misil terhadap teroris.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda