Pada pertengahan bulan ini, Rusia telah menyelesaikan uji coba sistem rudal antipesawat jarak dekat dan jarak menengah generasi baru S-350 Vityaz. Sistem ini mewakili eselon terakhir pertahanan rudal Rusia. Vityaz bertugas untuk mengeliminasi rudal dan jet tempur musuh yang entah bagaimana berhasil menghindari sistem pertahanan udara lainnya.
Spesialisasi S-350 adalah mencegat target yang terbang rendah, yaitu tipe rudal jelajah “memeluk medan” (teknologi yang memungkinkan rudal terbang dengan sangat rendah dan secara otomatis menjaga ketinggian relatif konstan di atas permukaan tanah -red.) serta UAV atau pesawat tanpa awak berukuran besar.
Karena itu, S-350 dilengkapi dengan sebuah radar kecil antirudal baru dengan penuntun panas inframerah. Selain itu, salah satu rudal dengan penuntun radar aktif dari “kakaknya”, S-400, secara khusus disesuaikan untuk S-350.
Vityaz yang baru berisi peluncur gerak otomatis dengan 12 misil antirudal di dalamnya dan radar yang mampu menyisir hingga 360 derajat (sistem pertahanan udara AS Patriot hanya mampu memindai dengan jangkauan 180 derajat).
Selain itu, S-350 memiliki tak kurang dari tiga peluncur, yang memungkinkannya untuk menyerang 36 rudal sekaligus.
“Vityaz akan sangat efektif bersama S-400 yang baru. Bayangkan saja, S-400 akan menjatuhkan jet-jet tempur dan bomber musuh pada jarak 500 km, sementara S-350 akan menangkis serangan massal rudal jelajah,” kata Dmitry Safonov, mantan analis militer untuk surat kabar Izvestia.
Meski S-350 difokuskan untuk menghancurkan target terbang rendah, sang pakar percaya bahwa sistem tersebut pun bisa mengeliminasi ancaman lain ketika diperlukan.
“Sistem tersebut tak peduli dengan apa yang ia tembak. Itu bisa berupa peluru kendali, rudal balistik, atau rudal jelajah, bom udara, proyektil kendali berpresisi tinggi, pesawat terbang (jet tempur dan pesawat serang), helikopter, atau drone mata-mata dan serang. S-350 diciptakan untuk melawan segala macam target,” katanya.
Selain itu, kompleks rudal tersebut mampu bertahan terhadap gradien temperatur (laju yang menunjukan penurunan suhu sebesar 0,6° setiap kenaikan ketinggian 100 meter) dari -50 hingga 50 °C, dan mampu beroperasi ketika terpapar segala jenis gangguan radio musuh.
“Perlu dicatat bahwa pengembangan dari proyek KM-SAM, yang dirancang khusus untuk Korea Selatan, digunakan dalam sistem baru tersebut. Secara keseluruhan, S-350 memiliki potensi besar di pasar senjata. Sistem itu dapat melengkapi kontrak pengiriman S-400 dengan Turki, India, dan Tiongkok karena kemampuannya untuk mengenai rudal pada jarak dekat. Saudaranya yang lebih tua, S-400, beroperasi pada jarak 100 km,” tambah Safonov.
Jumlah maksimum target yang ditembakkan secara bersamaan:
- target aerodinamis/terbang rendah — 16
- rudal balistik — 12
Jumlah maksimum rudal ditembakkan yang secara bersamaan — 32
Cakupan udara:
- jangkauan — 1,5 km – 60 km
- ketinggian — 10 m – 30 km
Segera setelah 2020, langit Rusia akan dilindungi oleh rudal-rudal hipersonik sistem pertahanan udara S-500 Prometheus yang dikembangkan oleh VKO Almaz-Antey. Bacalah selengkapnya!
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda