S-400 Triumph adalah salah satu sistem misil antipesawat yang ditempatkan untuk melindungi Moskow.
Kirill Kallinikov/RIA NovostiKremlin mengumumkan pada Selasa (12/9) bahwa Rusia telah menyepakati salah satu perjanjian paling besar dengan anggota NATO: Turki, yang sekarang telah menjadi negara kedua di aliansi militer tersebut yang memakai sistem misil antibalistik Rusia, setelah Yunani.
“Kontrak telah disetujui dan akan segera dilaksanakan. Seperti yang Anda ketahui, misil S-400 adalah salah satu sitem paling rumit yang terdiri dari komponen teknis besar, jadi ada beberapa perbedaan,” ujar Vladimir Kozhin, Ajudan Presiden Rusia untuk kerja sama militer-teknis, kepada TASS. “Saya dapat menjamin bahwa segala keputusan yang dibuat di kontrak ini sesuai dengan kepentingan strategis kami.”
Namun, ia menambahkan bahwa Turki harus menunggu beberapa tahun hingga mendapatkan sistem ini.
“Saya ingin menekankan satu faktor signifikan di sini: Ada sederet negara-negara yang ingin membeli sistem ini. Mereka adalah negara-negara Asia Tenggara dan Timur Tengah, serta anggota Organisasi Traktat Keamanan Kolektif. Ada banyak pengajuan. Sejumlah negara memiliki minat khusus akan sistem ini,” ujar Kozhin, seraya menambahkan bahwa kontrak-kontrak ini telah membuat pabrikan senjata sibuk, dan tanggal pengiriman sistem S-400 Triumph pun belum jelas kapan.
Di awal abad ke-21, Rusia menciptakan sebuah misil berat antipesawat. Ia dinamakan S-400 Triumph, atau yang disebut negara NATO sebagai “Growler.”
Senjata baru ini langsung menjadi juara sistem misil antibalistik di seluruh dunia dengan kapasitasnya mendeteksi musuh, dari roket, jet, bomber, helikopter, dan segala sistem serangan udara dari jarak hingga 580 kilometer.
Sistem berbasis radar ini tidak beroperasi satu arah seperti sistem-sistem lain, tapi mampu mendeteksi setiap “burung” yang datang atau pergi dari lingkaran berdiameter 580 kilometer.
Ini adalah fitur utamanya, karena kompetitor utamanya, MIM-104 Patriot asal AS, hanya mampu melakukan hal serupa dengan jarak 177 kilometer dari satu arah.
Kedua sistem dapat memusnahkan segala target udara modern.
Namun “Growler” sekarang sudah melakukannya dari jarak 386 kilometer, sehingga belum ada jet tempur generasi kelima dan bomber yang bisa melewatinya tanpa terdeteksi.
Hal-hal ini menjadi alasan utama mengapa Tiongkok, India, dan Turki akan menjadi negara-negara pertama yang mendapatkan sistem perlindungan mumpuni dengan harga 500 juta dolar AS per divisi (terdiri dari delapan mesin luncur dan unit-unit pendukung).
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda