Pyotr yang Agung, 1838, karya Paul Delaroche. Dalam lukisan ini, sang tsar Rusia tampak mengenakan seragam resimen Preobrazhensky. Sumber: Wikipedia.org
Serangkaian kemenangan yang dimenangkan Pyotr yang Agung pada pergantian abad ke-18 secara telak menggeser keseimbangan kekuatan militer dari Swedia ke Rusia, kekuatan baru Eropa. Namun, tentara Rusia pada masa itu tidak dilengkapi dengan persenjataan yang memadai dan bahkan berpenampilan buruk. Dua hal inilah yang kemudian menjadi fokus utama program reformasi radikal yang digalakkan sang tsar dengan tujuan untuk mereorientasi gaya Rusia ke Barat.
Pyotr menetapkan seragam pasukannya dengan dasar model yang sudah ada: dua dari resimen infanteri pribadinya, resimen Preobrazhensky dan Semyonov, awalnya dibentuk untuk mengimplementasikan permainan perang Tsar. Namun, seiring waktu mereka menjadi unit militer skala penuh dengan seragam dan senjata yang komprehensif.
Seorang prajurit resimen Semyonov. Sumber: "Deskripsi Historis Pakaian dan Persenjataan Prajurit Rusia" oleh A. Viskovatov
Pasukan pertama mengenakan jubah hijau bergaya kaftan dan topi bulu, tunik merah, dan celana sepanjang lutut, sementara stocking dan sepatu sederhana diganti dengan sepatu bot panjang seperti yang dibutuhkan.
Resimen Semenov mengenakan topi dengan warna yang berbeda dan tunik biru muda. Namun pada 1720, perangkat hijau tua standar dikeluarkan untuk keduanya, hanya berbeda pada kerah, yakni merah dan biru.
Inkonsistensi semacam ini menghambat upaya modernisasi sepanjang rezim sang tsar. Karena kekurangan seragam, banyak tentara yang masih mengenakan warna bebas, bahkan seluruh resimen terus mengunakan seragam industri rumahan wol abu-abu.
Sementara, ketergesa-gesaan Pyotr dan pasukan bersenjata terkunci dalam konflik bersama Swedia, salah satu kekuatan militer terkuat di Eropa. Pada tahun 1700, raja Swedia menghadang pasukan Rusia di Narva. Hanya resimen Preobrazhensky dan Semyonov yang tetap bertahan dan berhasil memukul mundur semua serangan Swedia, tapi dengan pengorbanan yang harus dibayar mahal.
Untuk mengakui keberanian para pengawal, Pyotr menganugerahi mereka beberapa elemen seragam yang unik. Kedua resimen tersebut secara eksklusif boleh memakai stocking merah, bukan putih. Warna merah menyimbolkan kegagah-beranian mereka di Narva — ‘terendam darah hingga lutut’.
Potret seorang grenadier atau pelempar granat dari resimen Preobrazhensky pada 1700 – 1720. Sumber: "Deskripsi Historis Pakaian dan Persenjataan Prajurit Rusia" oleh A. Viskovatov
Para pejabat juga menerima lencana dada berbentuk bulan sabit yang mencolok, dengan tulisan ‘1700’ dan dilapisi perak atau emas, tergantung jabatannya.
Tiap resimen tentara Rusia memiliki sebuah pasukan khusus yang terdiri dari tentara-tentara paling gagah perkasa. Awalnya, tugas mereka adalah untuk melempar granat. Namun, seiring waktu mereka memiliki fungsi yang sama seperti resimen yang lain, sambil mempertahankan fitur unik di pakaiannya.
Elemen yang paling mencolok adalah topi berbentuk kubah tanpa pinggiran atau puncak sehingga tak menghambat pelemparan granat. Bagian depan juga memiliki pelat besi yang dicap dengan lambang elang kekaisaran.
Lencana utama para pejabat ialah selempang anyaman kokoh yang disampirkan di bahu dan menempel dengan sabuk, dan dikelim dengan benang emas dan perak. Pada 1799, dalam Pertempuran Jembatan Iblis di Pegunungan Swiss, beberapa selempang tersebut bahkan digunakan untuk mempertahankan sebuah jembatan kayu.
Seragam hijau yang diperkenalkan oleh sang tsar bertahan selama lebih dari satu abad, sementara pasukan kekaisaran selalu mengenakan seragam biru dan unit artileri mengenakan seragam merah. Jubah panjang juga dimodifikasi bertahap hingga pertengahan abad, ketika garisnya sama dengan jubah modern, tapi dengan ekor bukan lipatan panjang.
Rompi juga diperpendek, dan topi segitiga perlahan mengalami transformasi menjadi topi Bicorn. Sebuah seragam khusus juga diperkenalkan bagi para jenderal, yang sebelumnya hanya mengenakan seragam pejabat standar dengan tambahan lencana. Sepanjang waktu, seragam mereka lebih dielaborasi dengan tambahan keliman emas atau perak pada kerah dan lengannya.
Setelah Yekatarina II berkuasa pada 1762, seragam militer Rusia kembali mengalami reformasi sesuai spesifikasi Pangeran Grigory Potemkin, anak kesayangan sang ratu.
Potret dua orang prajurit dari Tentara Potemkin. Sumber: "Deskripsi Historis Pakaian dan Persenjataan Prajurit Rusia" oleh A. Viskovatov
Para tentara mendapat tunik yang lebih pendek dan nyaman, celana linen lebar dengan jubah atasan terbuat dari kain tebal. Setelah evolusi berabad-abad, prajurit Rusia akhirnya memperoleh keseragaman penampilan, dengan satu segel persetujuan tambahan: desain Potemkin sangat populer di kalangan tentara karena mudah digunakan.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda