Sistem rudal balistik antarbenua Yars RS-24 dari Divisi Rudal Teykovo, Ivanovo oblast, Februari 2016.
Vladimir Smirnov/TASSPada awal 2020-an, Perusahaan Misil Taktis OJSC berencana akan menciptakan senjata yang mampu menyerang target dengan kecepatan hipersonik (lebih dari 6.125 kilometer per jam), terang Direktur Jenderal OJSC Boris Obnosov.
Perusahaan tersebut tengah mengerjakan proyek bersama dengan para ilmuwan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia dan Yayasan Penelitian Terdepan di bawah Komisi Industri-Militer.
Beberapa elemen sistem misil Rusia sudah bisa bergerak dengan kecepatan hipersonik saat mendekati target mereka, kata pakar militer TASS Viktor Litovkin pada RBTH.
“Hulu ledak sistem misil jarak jauh Yars dan Rubezh akan mulai melakukan manuver dengan kecepatan hipersonik pada tahap akhir penerbangan mereka untuk mengungguli sistem pertahanan misil musuh. Hulu ledak misil jarak pendek Iskander-M juga memiliki kapabilitas yang sama,” terang sang analis militer.
Menurutnya, Rusia sejauh ini belum punya misil yang dapat mempertahankan kecepatan hipersonik sepanjang penerbangan.
Berdasarkan keterangan seorang narasumber dari industri pertahanan, kesulitan utama menciptakan senjata baru terletak tak hanya pada pengembangan mesin yang mampu bekerja dalam kecepatan hipersonik dalam jangka waktu panjang, tapi juga dalam sistem kontrol misil.
“Pada kecepatan Mach 5 (lebih dari 6.125 kilometer per jam), sebuah awan plasma terbentuk di sekeliling objek yang akan menghalang sinyal radio. Oleh karena itu, jika misil melenceng dari jalurnya atau jika ada masalah saat penerbangan, operator tak bisa memperbaiki situasi dari jarak jauh,” terang sang pakar.
Ia menjelaskan bahwa dasar teknis dan riset untuk senjata hipersonik telah ada sejak masa Soviet. Namun, setelah bubarnya Uni Soviet semua riset diabaikan pada 1990-an dan uang untuk mengembangkan senjata baru mulai dialokasikan baru-baru ini.
Kemajuan terbesar dalam pengembangan senjata hipersonik telah dicapai oleh Amerika.
“AS telah menciptakan pesawat antariksa Х-51 Waverider, yang dapat mempertahankan kecepatan 6.250 kilometer per jam selama empat menit. Namun, itu adalah uji coba satu kali, tanpa hulu ledak, sistem pemandu, dan lain-lain. Bagaimana roket bisa bergerak dengan perangkat lengkap masih menjadi pertanyaan,” papar sang analis.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda