VIDEO: Tank T-90 Rusia Tak Hancur Dihantam Rudal TOW AS?

Tank T-90 Rusia tampak sedang melancarkan tembakan.

Tank T-90 Rusia tampak sedang melancarkan tembakan.

EPA / Vostock-photo
Militan Suriah yang menyerang tank T-90 dengan rudal TOW. Namun begitu, serangan rudal TOW tak berhasil menghancurkan T-90.

Video yang beredar di dunia maya menimbulkan kesan bahwa rudal antitank (ATGM) digunakan untuk menyerang tank tentara pemerintah Suriah serta tank militan. Pasukan militan tidak memiliki banyak tank, tapi mereka tetap diikut sertakan dalam perang.

Sebagian besar tank bahkan banyak yang hancur dalam perang di tengah kota akibat serangan rudal konvensional.

Senjata Suriah vs. Tank

Di Suriah terdapat banyak jenis rudal antitank dan granat berpeluncur roket (RPG) di Suriah sangat luas. Terdapat sampel yang dibuat sejak era Soviet, yaitu jenis “Fagot” dan “Konkurs”, serta jenis yang lebih modern, “Kornet”, yang digunakan pasukan pemerintah. Ada pula sistem antitank TOW-2A produksi Amerika yang dikirimkan kepada oposisi moderat, dipasok oleh Turki dan Qatar kepada milisi Islam radikal yang berkuasa.

Selain itu, terdapat pula rudal antitank dan granat berpeluncur roket buatan Tiongkok dan Iran. Rudal dan granat ini digunakan oleh kelompok militan, pasukan pemerintah, dan Kurdi.

Selama perang sipil, seluruh kelompok menyita senjata satu sama lain, termasuk artileri antitank.

TOW buatan AS menjadi salah satu senjata paling berbahaya bagi tank Suriah. Hampir seluruhnya adalah modifikasi modern sistem antitank TOW-2A yang telah dipasok ke banyak negara.

TOW-2A-lah yang menghancurkan helikopter Mi-8 di daratan Suriah. Pada saat itu, Mi-8 ikut serta dalam penyelamatan  pilot Su-24 yang ditembak oleh Turki. Secara umum, rudal TOW dapat menyerang target apa pun yang bergerak dengan kecepatan relatif kecil, termasuk helikopter yang terbang rendah dan unit teknis lainnya di daratan.

Sebuah tank pasti akan hancur jika terhantam serangan rudal baik di bagian samping atau pada badan tank itu sendiri. Tidak ada tank yang mampu menahan serangan sejenis rudal antitank modern.

Bagaimana T-90 Rusia Dapat Lolos?

Apa yang sebenarnya kita lihat dari video tersebut? Kita dapat melihat tank T-90 yang diproduksi pada tahun 1992 dengan menara yang dibuat melalui pengecoran. Tahun pembuatannya dapat diketahui dengan adanya sistem penekanan optik-elektronik “Shtora” (lampu sorotnya terlihat di kedua sisi meriam) serta bentuk pintunya.

Tank T-90 dilengkapi pelindung reaktif “Kontakt-5”. Selain itu, di bagian depan terdapat pelindung lapis baja yang dikombinasikan dengan lembaran reflektif. Kita juga dapat mengecek pada bagian kiri yang terkena serangan TOW-2A, pelindung reaktif tank ini bekerja, tapi tampaknya kerusakan terhadap lapisan pelindung tidak terjadi.

Awak tank lalai dengan tugas mereka di medan perang, yaitu dengan membiarkan lubang masuk ke dalam tank terbuka. Di samping itu, sistem “Shtora” pun dimatikan.

Akibat ledakan enam kilogram hulu ledak, tentu saja terjadi kebocoran gelombang ledakan melalui pintu tank yang terbuka, dan operator tank melompat keluar dari tank.

Tank Soviet dan Rusia dibangun sedemikan rupa sehingga dapat menahan serangan senjata antitank dengan berbagai sudut yang lebih kurang 30 derajat dari sumbu mesin.

Tank yang berdiri sendiri adalah target empuk bagi rudal.

Taktik awak tank ini sendiri ternyata tak berhasil. Tank seharusnya digunakan sebagai bagian dari subdivisi dan bekerja sama dengan infanteri. Tank tunggal, terutama yang berdiri tetap di tempatnya merupakan target empuk bagi rudal.

Aksi ini terjadi di desa Sheikh Aqil, bagian barat laut Aleppo, tempat terjadinya pertempuran kelompok “Gunung Elang Zawiya” yang merupakan bagian kelima dari Tentara Pembebasan Suriah. Pertempuran itu merupakan pengintaian yang dilakukan oleh Hazara dan Syiah Afghanistan. Mereka mencoba merebut Sheik Aqil, tapi terpaksa mundur.

Pada rekaman video tersebut, tank T-90 tak terlihat hancur. Pada saat yang sama, di rekaman tersebut terlihat aksi penembakan para pasukan dengan peralatan perangnya, tapi tampaknya tank tersebut berhasil pergi atau telah dievakuasi.

“Saya pikir, tank berhasil mempertahankan mobilitasnya dan para awak tetap hidup. Namun, bisa saja terdapat kerusakan perangkat pengamatan,” kata Murakhovski.

T-90 yang ada di Suriah merupakan sampel dari tahun 1992. Di samping itu, terdapat pula T-90A produksi tahun 2004.

Tidak akan ada titik balik dalam peperangan akibat kemunculan teknologi jenis baru, seperti T-90 atau Su-35. Namun demikian, efektivitas pertempuran dapat meningkat secara signifikan jika tank digunakan secara bijaksana, yaitu dengan bekerja sama dengan infanteri, artileri, kelompok penerbangan, dan pemusatan kekuatan bersama, bukannya berlaga secara tunggal, melainkan bersama-sama.

Pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Rusia di Gazeta.ru.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki