Mahkota pernikahan dinasti Romanov, dari tahun 1884 hingga 1953. Sekarang menjadi artefak museum.
Domain publik; Vogue, April 15, 1953; Miss Universe OrganizationSetelah Revolusi 1917, kaum Bolshevik melelang sebagian besar harta peninggalan keluarga Romanov kepada para pembeli asing dan menyisakan sedikit perhiasan paling berharga di Rusia. Koleksi perhiasan mewah keluarga kaisar ternyata tak hanya menarik selera raja-raja Eropa, tetapi juga rumah-rumah perhiasan terkenal dan kaum sosialita Amerika.
Putri Maria Pavlovna (1854—1920), istri Vladimir Alexandrovich (putra Kaisar Aleksandr II), adalah salah satu dari sedikit anggota keluarga Romanov yang berhasil menyelamatkan koleksi perhiasannya ke luar negeri setelah revolusi. Dia memiliki banyak koleksi perhiasan yang kemudian ia wariskan kepada anak-anaknya setelah kematian suaminya. Parure (set perhiasan yang populer pada awal abad ke-19 di Eropa) zamrud ini menjadi terkenal berkat foto-foto kostum pesta dansa Romanov pada 1903. Dalam foto-foto itu, Maria Pavlovna berpose dengan kostum boyarynya (perempuan bangsawan di Rusia kuno), hiasan kepala, serta gaun berhiaskan diadem zamrud dan bros. Apalagi, perhiasan ini dahulu milik Ekaterina yang Agung. Lama-kelamaan, mahkota dan perhiasan lainnya dapat disesuaikan menjadi kalung, bros, atau anting. Sang putri menerima perhiasan itu sebagai hadiah pernikahan dari Aleksandr II pada 1874.
Maria Pavlovna dengan perhiasannya selama pesta dansa 1903.
L.S. Levitsky; foto arsipPutranya, Boris, mewarisi zamrud sang ibu. Awalnya, istrinya, Zinaida Rachevskaya, memakai perhiasan warisan sang mertua, tetapi kemudian dia menjualnya ke rumah perhiasan Cartier. Boris menggunakan uang hasil penjualan perhisan ibunya untuk membeli kastil yang terletak tak jauh dari Paris.
Zinaida Rachevskaya mengenakan zamrud Maria Pavlovna.
Domain publikSementara itu, Cartier menggunakan zamrud bersejarah tersebut untuk membuat perhiasan baru dan dijual kembali kepada pemilik perseorangan. Misalnya, beberapa batu dibuat menjadi sautoir (kalung dengan liontin) untuk Edith Rockefeller, putri pendiri Standard Oil, John Rockefeller. Setelah ia meninggal, perhiasan itu dibeli kembali oleh Cartier untuk diolah kembali.
Sebuah sautoir dengan zamrud Maria Pavlovna.
Foto arsipSalah satu tiara paling terkenal yang dibuat dengan batu-batu permata ini dimiliki Barbara Hutton, pewaris kerajaan ritel Woolworth yang menyia-nyiakan seluruh kekayaannya ketika dia meninggal.
Setelah kematian Hutton, tiara itu dibongkar dan beberapa batunya (menurut beberapa sumber) dipakai Bulgari untuk membuat parure zamrud untuk aktris Elizabeth Taylor. Batu-batu zamrud ini juga dijual di pelelangan.
Kiri: Aktris Elizabeth Taylor dengan parure zamrudnya, 2003. Beberapa di antara zamrud yang ia kenakan berasal dari parure Maria Pavlovna. Kanan: Batu zamrud kekaisaran dari parure Maria Pavlovna dalam kalung buatan Cartier pada 1954.
Getty ImagesBatu zamrud terbesar kemudian dipotong menjadi bentuk tetesan air oleh rumah perhiasan dan dijadikan kalung berlian. Pada 2019, kalung itu dijual dalam pelelangan seharga lebih dari 4,8 juta dolar kepada pembeli perorangan.
Putri Elisabeth dari Saxe-Altenburg dan model Cartier dengan mahkota pernikahan Romanov.
Domain publik; Vogue, 15 April 1953Mahkota kecil bertakhtakan berlian besar ini dibuat pada 1884 untuk pernikahan Elizaveta Feodorovna dan Sergei Aleksandrovich, putra Kaisar Aleksandr II. Semua anggota keluarga Romanov berikutnya, hingga Revolusi, mengenakan tiara ini selama pernikahan mereka. Meski begitu, kaum Bolshevik tidak merasa perhiasan itu istimewa sehingga menjualnya di pelelangan. Hingga 1966, mahkota itu telah berganti pemilik beberapa kali (mahkota itu bahkan pernah menghiasi kepala pemenang Miss Universe di California, AS, pada 1952) sebelum akhirnya dibeli oleh Marjorie Post, istri mantan duta besar AS untuk Uni Soviet. Sebagai pengagum karya seni Rusia, ia mendirikan Hillwood Estate, Museum, and Garden di luar Washington dan mahkota itu menjadi koleksi pamerannya yang paling berharga.
Kalung Permaisuri Ekaterina yang Agung (1729—1796) awalnya terdiri dari 389 mutiara sungai alami. Dahulu, mutiara buatan tidak ada, sementara mutiara sungai adalah permata yang sangat langka dan mahal. Setelah Revolusi, kalung itu menjadi milik rumah perhiasan Cartier dan kemudian dijual kepada raja mobil Amerika Horace Dodge. Pada 1920, Dodge membeli perhiasan tersebut untuk istrinya, Anna Thompson Dodge, seharga $820.000, jumlah yang luar biasa pada masa itu. Perhiasan itu kemudian dibagi-bagi kepada lima cucu mereka sebagai warisan, yang masing-masing menerima satu untaian mutiara. Pada 2018, tiga untai mutiara, yang disatukan oleh pengait berlian Cartier, dijual di pelelangan di New York kepada pembeli perseorangan seharga 1,1 juta dolar AS.
Permaisuri Maria Feodorovna (1847—1928), permaisuri Aleksandr III dan ibu Nikolay II, kaisar Rusia terakhir, berhasil melarikan diri ke Inggris setelah Revolusi (saudara perempuannya, Alexandra, adalah permaisuri Raja Edward VII) dan kemudian ke Denmark, kampung halamannya. Setelah kematiannya, perhiasan tersebut diberikan kepada putrinya Ksenia, yang kemudian menjualnya. Sang permaisuri amat menyukai safir. Koleksinya termasuk beberapa batu yang sangat besar dan langka (beberapa di antaranya bahkan masih dipakai di Inggris hingga kini). Safir terbesar berakhir di bengkel perhiasan New York milik Cartier pada 1928, dan kemudian dijual kepada penyanyi opera Amerika Ganna Walska. Pada 1971, sang diva memutuskan untuk menjual perhiasannya dan, setelah beberapa pemilik, safir itu kembali ke Cartier.
Pada 2015, para perajin perhiasan Cartier menciptakan gelang Romanov dengan safir 197,8 karat milik Maria Feodorovna. Namun, identitas pemilik baru perhiasan itu masih dirahasiakan.
Sekoleksi perhiasan, termasuk perhiasan (telur Paskah) Fabergé, ikon-ikon Gereja Ortodoks kuno, liontin salib milik anak-anak perempuan Nikolay II, peralatan makan porselen mewah, dan banyak barang pribadi Romanov lainnya, dibawa keluar dari Uni Soviet oleh Armand Hammer, seorang pengusaha Amerika dan kakek buyut aktor Hollywood Armie Hammer. Ayah Armand Hammer adalah salah satu komunis Amerika yang paling terkenal. Ia bahkan menamai putranya Armie Hammer untuk menghormati lambang “lengan dan palu” Partai Sosialis Amerika. Hammer berkolaborasi dengan Bolshevik selama beberapa tahun dan terlibat dalam misi intelijen militer Soviet.
Pada masa itu, ia berhasil mengumpulkan cukup banyak koleksi seni Rusia yang boleh ia bawa ke luar negeri pada 1930-an. Jumlah pasti barang yang sampai ke tangannya tidak diketahui. Beberapa sejarawan percaya bahwa banyak dari barang-barang tersebut kurang bernilai seni dan beberapa di antaranya bahkan palsu. Namun, pada 1932, Hammer benar-benar mengadakan obral harta karun kaisar di sebuah toko antik di New York. Barang-barang itu termasuk telur Paskah Fabergé, kotak rokok Fabergé, ikon-ikon pribadi Nikolay II, dan buku catatan Maria Feodorovna. Beberapa barang berharga Romanov dinamai sebagai “batu Ural” sehingga sangat sulit untuk melacak apa yang terjadi kemudian pada barang-barang tersebut. Hingga kini, sejumlah perhiasan masih muncul di pelelangan kuno.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda