Gambar: Niyaz Karim
Presiden Rusia Vladimir Putin dinominasikan majalah Forbes sebagai salah satu pemimpin dunia paling berpengaruh tahun ini. Tentunya majalah berita bisnis dan keuangan terkemuka terbitan Amerika Serikat tersebut punya alasan kuat.
Sebetulnya sulit juga mengukur penilaian tim juri yang menyimpulkan Putin layak masuk daftar orang paling berpengaruh tersebut, sebab kenyataannya Putin adalah seorang politisi. Namun perlu diingat bahwa Putin adalah politisi yang independen, bebas dalam membuat keputusannya. Independensi ini ditunjukkannya oleh peran aktifnya dalam kancah internasional dan terbukti sukses.
Masuknya nama Putin dalam nominasi tidak lepas dari fakta melemahnya pengaruh Barack Obama yang tahun lalu memuncaki daftar Forbes tersebut. Obama dinilai terjebak negoisasi program kerja tak berkesudahan dengan Kongres di tengah krisis anggaran yang bisa membuat Amerika bangkrut. Obama juga terjerat dalam pembicaraan damai Israel-Palestina yang tidak efektif dan gagal berikan solusi atas krisis politik di Suriah. Di sisi lain, Kremlin berhasil membujuk Presiden Bashar al-Assad untuk menempatkan senjata kimia negara Suriah dalam kendali internasional.
Kemungkinan alasan lain di balik kesuksesan Putin adalah kinerja para pesaing yang menjelang akhir tahun ini justrus semakin lesu atau disibukkan dengan urusan dalam negeri. Salah satu yang dianggap pesaing kuat Putin adalah Angela Merkel, namun Kanselir Jerman ini menghabiskan terlalu banyak waktunya dalam intrik politik dengan oposisinya di parlemen. Partainya menang, tetapi terbukti tak mampu sendirian membentuk pemerintahan baru Jerman.
Kandidat kuat lainnya adalah presiden baru China, Xi Jinping. Jinping yang resmi menjabat Maret 2013 menghabiskan waktu untuk merombak sistem pemerintahan. Setidaknya belum ada kebijakan atau langkah-langkah luar negeri China yang mencolok.
Melihat kondisi para pesaingnya yang melemah, barangkali masuk akal Putin dianggap pemimpin politik global yang paling bersinar oleh Forbes. Tapi menurut pihak Kremlin, pengaruh peringkat kepala negara "buatan" Forbes ini berlawanan dengan prinsip pokok kebijakan luar negeri Rusia, yang adalah penciptaan dunia tanpa blok.
Patut diingat bahwa kesuksesan Putin harus ditafsirkan bukan sebagai kemenangan satu pemimpin atas pemimpin lainnya. Bagaimana pun penilaian yang baik dari tim editorial Forbes itu adalah terhadap kebijakan politik luar negeri Rusia, yang didasarkan kepada penghormatan terhadap hak kedaulatan negara lain untuk memiliki pandangan sendiri yang tidak memihak atas proses global.
Sang pengungkap aib CIA Edward Snowden juga mendukung reputasi global Putin. Materi intelejen dan praktek spionase NSA yang dibocorkannya menyebabkan krisis kepercayaan di dalam negeri AS dan negara-negara anggota NATO. Banyak pemerintahan dan organisasi internasional menuduh Washington telah melanggar privasi orang lain.
Skandal Snowden tentu bertolak belakang dengan posisi global Obama. Presiden AS itu terpaksa mengakui kepada publik bahwa aktivitas badan keamanan negaranya tidak sepenuhnya mematuhi nilai-nilai dasar Amerika, yaitu penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia.
Dengan latar belakang ini, kebijakan dalam dan luar negeri presiden Rusia terlihat paling akal dan membangun. Inilah faktor utama yang membuat Forbes menilai Putin menjadi kandidat yang paling bersih dan layak memuncaki peringkat pemimpin global paling berpengaruh 2013.
Artikel ini tidak merefleksikan opini resmi RBTH.
Presiden Indonesia Menyanyi dalam Rangka Ulang Tahun Putin
Segitiga Strategis di Timur: China-Rusia-AS
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda