Jakarta telah menjadi mitra Moskow melalui kerja sama sister city sejak 2006.
Abdul Azis/FlickrGubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat mengatakan bahwa ia akan mencontoh Moskow dalam pembangunan ibu kota Indonesia. Menurutnya, tata kota dan sistem transportasi Moskow sangat cocok diterapkan di Jakarta.
Salah satu hal yang bisa dicontoh untuk Jakarta, sebut Djarot, adalah pemasangan 150 ribu CCTV oleh pengembang transportasi Moskow. CCTV yang tersebar di kota Moskow itu dikendalikan oleh hanya 22 orang. Arus lalu lintas dan semua tindak pelanggaran hukum di kota ini dapat terpantau.
“Efisien kan? Ini yang ingin kita wujudkan di Jakarta dari zamannya Pak Ahok (mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama). Pak Ahok menginginkan setiap orang yang mau apa, sudah ketahuan,” jelasnya, di sela-sela jamuan makan malam di KBRI Moskow, Kamis (3/8/), seperti yang diberitakan Detik.com.
Djarot menilai seakan-akan teknologi di Rusia dianggap kuno, padahal sangat modern. “Saya merasakan metro, kereta api, di sini jauh lebih baik dibandingkan Singapura, jauh lebih murah,” sebutnya.
Djarot terbang ke Moskow untuk menandatangani perpanjangan nota kesepahaman sister city Jakarta-Moskow yang telah terjalin sejak tahun 2006.
Nota kesepahaman yang ditandatangani Djarot dan Wali Kota Moskow Sergey Sobyanin pada hari yang sama itu melingkupi soal tata kota, arsitektur, sistem transportasi juga kerja sama bidang olahraga dan sebagainya.
Untuk saat ini, ibu kota Jakarta baru memasang sekitar empat ribu CCTV. Menurut Djarot, jumlah itu masih jauh dari target untuk mewujudkan Jakarta Smart City. “Sangat kurang dari yang sebetulnya kita inginkan 12 ribu (CCTV),” ujarnya.
“Saya tanya, berapa tahun membangun sistem (transportasi). Dia (wali kota Moskow) bilang tiga tahun. Proyek ini menghabiskan 500 juta dolar AS (sekitar 6,5 triliun rupiah), tapi luar biasa. Makanya Anda lihat polisi jarang karena sudah dikontrol semua,” tutur Djarot.
Untuk bidang olahraga, pemerintah kota Moskow menginginkan pengembangan badminton di wilayahnya. Sementara, Jakarta membutuhkan pengembangan sektor senam yang sangat dibanggakan di Moskow. “Dia tertarik, dia menginginkan pelatih bulu tangkis,” tambahnya.
Selain itu, Djarot menyebut proses renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno yang menjadi kebanggaan Indonesia sama dengan yang sedang dilakukan pemerintah kota Moskow terhadap Stadion Luzhniki, yang selesai dibangun tahun 1956 dan menjadi kebanggaan Rusia hingga kini.
Stadion Luzhniki kerap disebut sebagai ‘kembaran’ Gelora Bung Karno. Oleh karena itu, nantinya saat renovasi Gelora Bung Karno selesai, Pemprov DKI Jakarta berniat mengundang kesebelasan Lokomotiv Moscow untuk melakukan pertandingan persahabatan dengan kesebelasan dari PSSI.
“Karena tahun ini sudah selesai untuk renovasi. Persis sama seperti stadion di sini,” terang Djarot.
Djarot mengatakan, Jakarta-Moskow memiliki hubungan emosional erat sejak era Presiden Soekarno.
“Ada hubungan emosional antara Soekarno dan Rusia. Karena itu, hubungan Jakarta-Moskow kita harapkan mampu membawa keberkahan dan keuntungan baik bagi masyarakat Moskow-Jakarta maupun Indonesia dan Rusia,” ucap Djarot.
Agar implementasi nota kesepahaman ini transparan, Pemprov Jakarta berniat mengundang delegasi kota Moskow untuk berkunjung langsung ke Jakarta. “Mereka sangat tertarik. Secepatnya. Beliau menginginkan kalau bisa secepatnya. Karena masalah di Moskow dulu sama seperti Jakarta saat ini,” tandas Djarot.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda