Rencananya, Indonesia akan menggunakan Su-35 untuk menggantikan pesawat tempur buatan AS, F-5 Tiger, yang sudah digunakan sejak 1980-an.
Artem Zhitenev / RIA NovostiPemerintah Indonesia memastikan akan memperkuat pertahanan udaranya dengan membeli sebelas unit jet tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia. Jumlah tersebut lebih banyak dari yang sebelumnya direncanakan, yaitu delapan unit.
“Tadi membahas pembelian Sukhoi, (keputusan) sudah final. Setelah itu, kami akan membeli drone (pesawat tak berawak). Selain itu, kami juga membahas masalah regulasi siber,” kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Istana Kepresidenan di Jakarta, Rabu (26/7), seperti yang diberitakan Antara.
Menurut Ryamizard, pembelian Su-35 ini telah dinegosiasikan sejak dua tahun lalu dengan pemerintah Rusia.
“Membeli Sukhoi tidak seperti membeli kacang goreng. Kami memesan pesawat itu melalui berbagai tahapan, lalu berkoordinasi dengan presiden. Kami bolak-balik bernegosiasi. Saya pun ke sana (Rusia). Kami pesan, (pesawat) itu dibuat — tidak mudah membuatnya; lama,” ujarnya, seperti yang dikutip SINDOnews.
Menurut Ryamizard, pembelian pesawat tempur tersebut menggunakan mekanisme imbal dagang antara Indonesia dan Rusia. “Iya, 50 persen offset termasuk membangun pabrik untuk pemeliharaan sendiri — daripada bolak-balik ke sana (Rusia), biayanya mahal,“ jelasnya.
Keberadaan pabrik Sukhoi di Indonesia, kata Ryamizard, akan memberikan keuntungan tersendiri karena negara-negara tetangga yang menggunakan Sukhoi, seperti Malaysia dan Vietnam, akan membeli suku cadang dari pabrik di Indonesia. “Jadi, (negara) yang punya Sukhoi, seperti Malaysia dan Vietnam, perbaikannya akan di sini,” ungkapnya.
Selain itu, terkait rencana pembelian drone, Ryamizard menjelaskan pemerintah sedang mencari pesawat tanpa awak yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau. Aspek transfer teknologi juga menjadi salah satu pertimbangan demi meningkatkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri, kata menhan RI.
“Cukup beli sedikit, nanti kita kembangkan. Besok, saya akan minta (perwakilan) pabrik drone datang. Kami akan menguji coba mana yang bagus,” jelas Ryamizard.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda