Bahasa Rusia diusulkan menjadi bahasa resmi kedua setelah bahasa Inggris yang digunakan dalam pertemuan Association of Asian Constitutional Courts and Equivalent Institutions (Asosiasi Mahkamah Konstitusi Asia dan Lembaga Sejenis/AACCEI), demikian dilaporkan Kompas.com, Rabu (10/8).
Menurut laporan Kompas, jika disetujui dalam Forum Pertemuan Dewan Anggota AACCEI, bahasa Rusia akan digunakan dalam semua pertemuan resmi AACCEI. Usulan ini muncul setelah mempertimbangkan bahwa separuh dari anggota AACCEI menggunakan bahasa tersebut.
Meski demikian, bahasa Inggris akan tetap menjadi bahasa utama untuk penulisan dokumen resmi dan korespondensi.
Namun, Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Guntur Hamzah menyebutkan semua hasil pembahasan dalam forum sekretaris jenderal baru bersifat usulan.
"Semua usulan ini belum final, baru rekomendasi atau rumusan untuk diserahkan pada Forum Pertemuan Dewan Anggota besok," terang Guntur.
Kongres ke-3 AACCEI merupakan wadah yang mempertemukan perwakilan MK dan lembaga sejenisnya di Asia yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada 8 – 14 Agustus mendatang. Forum yang diadakan oleh Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) ini dihadiri oleh 35 perwakilan dari berbagai negara. Pada Kamis (11/8), Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan akan membuka secara resmi kongres tersebut.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda