Pemerintah Indonesia memutuskan untuk membeli empat unit pesawat amfibi Be-200 sebagai alat utama sistem persenjataan, termasuk di antara tugasnya yaitu membantu penyemaian garam hujan buatan di daerah yang tertimpa bencana asap, demikian dilaporkan Antara mengutip pernyataan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna usai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wapres, Jakarta, (29/10).
Menurut Agus, Angkatan Udara Indonesia sudah mengajukan ide pembelian pesawat tersebut dalam rencana strategis TNI. "Rencananya, kita akan membeli pesawat itu sebanyak empat unit, itu sudah cukup,” kata Agus.
Agus Supriatna kemudian menjelaskan bahwa pesawat Be-200 terbukti lebih efektif dalam mengangkut air untuk menyemprot lahan-lahan yang terbakar.
Dengan dua mesin jet di atas sayapnya, pesawat Be-200 dapat lepas landas di landasan pacu yang hanya sepanjang 1.800 meter, di perairan tertutup, bahkan di laut dengan kedalaman lebih dari dua meter dan tinggi ombak 1,2 meter (atau gelombang dengan kekuatan berskala 3).
Pesawat Be-200 milik Rusia ini juga tidak perlu mendarat untuk melakukan pengisian air. Saat melakukan gerakan "planing" (gerakan mengapung di atas air), Be-200 dapat mengumpulkan 12-13 ton air dalam waktu 12-14 detik. Selain itu Be-200 dapat mengangkut hingga 37.200 kilogram air dan terbang di ketinggian 3.850 tanpa perlu mengisi ulang bahan bakar.
Pada 2006 lalu, pesawat amfibi Be-200 juga pernah dilibatkan dalam pemadaman kebakaran hutan di Kalimantan. Ketika itu, berdasarkan permintaan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, dua buah pesawat Rusia tersebut pernah disewa untuk operasi serupa dengan nilai kontrak hingga 5,4 juta dolar AS selama beberapa bulan.
Saat ini, sebagai upaya pemadaman kebakaran hutan di Sumatera, Pemerintah Indonesia kembali menggunakan dua pesawat amfibi Be-200 untuk membantu penyemaian garam hujan buatan, (21/10). Untuk selanjutnya pemerintah Indonesia sedang menganggarkan rencana pembelian pesawat amfibi Be-200 agar Indonesia dapat memiliki akses penggunaan pesawat tersebut secara permanen.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda