Ternyata, ada lebih banyak pengusaha dan pebisnis asing di Rusia yang merasa betah bekerja di sana.
Pengusaha asing sering kali takut berbisnis di Rusia karena film-film Hollywood kerap menggambarkan para pebisnis Rusia yang lebih mirip dengan penjahat daripada pengusaha. Film-film juga tak jarang memberikan kesan mengenai alur birokrasi di Rusia yang berbelit-belit. Namun, benarkah seburuk itu situasinya? Ternyata, ada lebih banyak pengusaha dan pebisnis asing di Rusia yang merasa betah bekerja di sana. Mereka bahkan mengaku tidak berencana meninggalkan Rusia dalam waktu dekat.
“Situasi di sini sama sekali berbeda dengan citra yang digambarkan media massa Barat. Awalnya, saya mengira akan tinggal di sini paling lama dua tahun, tetapi tidak terasa sekarang sudah memasuki tahun ketujuh dan terus berlanjut,” kata Simon Fentham-Fletcher, seorang pemodal dari Manchester.
Hasil riset Direct Investment Fund menunjukkan, 70 persen pebisnis dan investor asing di Rusia mengaku sangat senang dengan pengalamannya di Rusia.
Tentu saja, selama tujuh tahun di Rusia bukan berarti tanpa masalah. Ia mengaku, tidak sedikit masalah yang harus dihadapi. Namun, berbagai masalah yang ia hadapi inilah yang menurutnya menjadi pengalaman menarik dan justru telah meningkatkan kemampuannya dalam berbisnis.
“Berbagai masalah menjadikan saya pebisnis yang lebih baik. INi karena saya harus meningkatkan kemampuan untuk menyesuaikan dengan apa yang ada di sini,” ujar pria berkewarganegaraan Inggris ini.
Namun demikian, tak diragukan lagi bahwa untuk menjadi pebisnis yang sukses di Rusia, seseorang perlu mengetahui segala peraturan tak tertulis yang berlaku di sini.
Simon adalah seorang manajer portofolio dan kepala staf resepsionis di Renaissance Asset Managers. Dia memulai karir profesionalnya dalam bisnis perbankan di Rusia dengan ide-ide baru yang saat itu sedang populer di London.
“Wajar bila pada awalnya nasabah ragu dengan ide-ide baru, tetapi yang membuat saya terkejut adalah bagaimana mereka mampu memahami potensi itu dengan cepat dan bagaimana kami bekerja sama satu sama lain dan membuat pekerjaan ini berhasil. Luar biasa,” kenang Simon.
Orang Rusia sangat waspada dan berhati-hati dalam tahap awal negosiasi. Ini kebiasaan yang sudah ada sejak zaman Soviet dahulu. Pada waktu itu, taktik yang lazim dipakai adalah meminta banyak, kemudian tawar-menawar dan menerima kesepakatan yang dianggap lebih masuk akal setelah negosiasi yang lama.
“Kepercayaan adalah hal yang sangat penting bagi pebisnis Rusia. Namun, hal itu bisa dengan cepat didapatkan dan akan bertahan seumur hidup,” ujar Simon.
Polina Lagudina setuju dengan pendapat Simon. Seorang profesional kelahiran Rusia ini pernah beberapa tahun tinggal di Kanada dan Amerika Serikat untuk belajar bisnis. Sekarang, Polina tinggal di Melbourne, Australia, dan bekerja di PwC, sebuah perusaan konsultan multinasional.
“Orang Rusia biasanya pendiam pada pertemuan pertama. Mereka dengan cermat menganalisis apakah Anda layak dipercayai. Jika Anda dianggap tidak layak, orang Rusia akan bersikap seperti menjaga jarak sambil mencari-cari apa yang mungkin Anda sembunyikan walaupun hal itu tidak ada. Setelah Anda lulus ‘pemeriksaan’ ini dan mendapatkan kepercayaan, orang Rusia akan jadi teman yang tulus!”
Setelah kepercayaan terbangun, orang Rusia lazimnya akan banyak menunjukkan emosi. Bagi orang-orang yang berasal dari budaya Barat atau Timur, keterbukaan dan ketulusan ini mungkin terasa sedikit berlebihan.
Padahal bagi orang Rusia, berdiri lebih dekat atau menepuk punggung lawan bicaranya bukan sesuatu yang aneh. Mungkin kebiasaan khas ini berbeda dengan budaya yang berlaku dalam tata krama Barat.
Di sisi lain, orang Rusia tidak memiliki kebiasaan untuk terus tersenyum selama pembicaraan berlangsung. Mereka menghormati norma sopan santun yang berbeda itu, tapi enggan menirunya.
“Tentu saja ini bergantung kepribadian masing-masing,” jelas Polina. “Tetapi tradisi kami menganjurkan untuk tidak menunjukkan perasaan senang atau bangga karena orang lain mungkin akan merasa iri sampai akhirnya menyebabkan kebanggaan Anda itu direbut dari tangan Anda".
Semakin orang Rusia memercayai rekan kerjanya, semakin mereka tidak ingin membuang waktu untuk formalitas dan basa-basi. Mereka langsung berbicara menuju pokok masalah. Setelah urusan bisnis selesai, barulah mereka berbasa-basi dengan menanyakan kesehatan Anda atau cuaca.
Seperti pengalaman pribadi Simon Fentham-Fletcher, urusan bisnis kerap didiskusikan di luar kantor. "Makan malam bisnis adalah sesuatu yang biasa. Jam kerja dimulai agak siang, tetapi berlangsung hingga larut malam. Bisa jadi sepanjang siang restoran dipenuhi pebisnis yang sedang berdiskusi, sedangkan di London atau New York diskusi seperti ini lebih umum dilakukan di kantor,” ujar Simon.
“Topik pembicaraan di kafe atau restoran justru bisa lebih serius dibanding dengan yang di dalam ruangan. Bukan berarti urusan penting tidak pernah dilakukan di dalam ruang rapat dewan, hanya saja di Rusia semakin Anda dipercaya, semakin Anda dianggap teman dekat,” jelasnya.
Ada hal penting yang harus Anda ingat jika diajak berdiskusi di kafe atau restoran. Jangan sekali-sekali menerima tantangan — bahkan bertaruh — paling kuat minum minuman keras dengan orang Rusia. Anda pasti kalah!
Menurut pengalaman Simon, tiga sifat ini adalah karakter positif yang membuat orang Rusia berbeda.
"Di Rusia selalu ada kesempatan. Orang tidak pernah memulai hari dengan memikirkan hal yang tidak dapat dilakukannya seperti yang sering terjadi di Eropa. Sebaliknya, kesempatan selalu dicari. Saya berpendapat, jadi pengusaha di Rusia harus kreatif. Ini karena pada era Soviet belum ada bisnis semacam ini sehingga harus dimulai dari nol. Ini sifat yang hebat. Kebutuhan atas solusi yang inovatif dan pemikiran lateral juga berkaitan dengan fakta bahwa di Rusia, jalan yang lurus tidak selalu yang tercepat. Para pengusaha di sini masih harus menghadapi persaingan cukup besar di banyak sektor. Ini berarti mereka harus cepat beradaptasi dan berporduksi,” jelas Fletcher.
Usia mitra bisnis Rusia dapat sangat menentukan. Bila mitra bisnis Anda usianya di atas 50 tahun, biasanya mereka penganut aliran bisnis Soviet. Mereka enggan mengambil risiko dan cenderung berpuas diri dengan pencapaiannya di masa lalu.
“Mereka yang berusia 40-an juga memiliki ‘peluang’ yang akan menghentikan langkah — hanya saja peluang itu semakin besar untuk setiap transaksi baru. Saya suka sifat tidak pernah puas ini. Keinginan untuk terus berkembang adalah sesuatu yang mulai melemah pada orang Eropa. Tetapi tidak di Rusia, tidak pernah ada kata cukup,” ujar Simon.
Di dalama bahasa Rusia, kata soviet bisa berarti “dewan” atau “nasihat”. Karena lahir di Uni Soviet, orang Rusia sepertinya ditakdirkan memiliki kemampuan menasihati satu sama lain, bahkan jika persoalan yang dihadapi sama sekali di luar bidang keahliannya.
Polina Lagutina ingat sifatnya ini dulu sering membuat Darren, teman Australianya, marah. “Awalnya saya sungguh marah dan mengira setiap orang Rusia yang saya temui sok pintar karena selalu mencoba mengajari saya cara melakukan sesuatu yang sudah saya ketahui,” kata Polina mengutip kata-kata Darren.
“Tetapi saya paham sekarang dan inilah cara mereka menunjukkan kepedulian. Sebuah tanda pertemanan dan tidak ada ego di sini,” sambungnya mengutip Darren.
Pro-kontra Berbisnis dan Bekerja Sama dengan Orang Rusia
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda