Akhir Perang Patriotik Raya tetap menjadi hari yang penting untuk dirayakan bagi warga Rusia. Foto: RIA Novosti / Kirill Braga
Nama perang ini pertama kali muncul dari pernyataan yang dibuat Joseph Stalin di radio pada 3 Juli 1941, ketika sang pemimpin Uni Soviet tersebut mengajak warganya untuk memerangi penjajah. Melampaui batas wilayah bekas Uni Soviet, Perang Patriotik Raya dikenal secara umum sebagai Front Timur Perang Dunia II.
Misi tersebut tercapai. Meski kemenangan diraih berkat upaya banyak negara, Uni Sovietlah yang menaklukan tentara Jerman. Uni Soviet berhasil melenyapkan lebih dari 74 persen tentara Jerman (Wehrmacht) dalam pertempuran, atau sekitar sepuluh juta tentara dari 13,4 juta tentara.
Saat menganalisis peran pasukan Soviet dalam Perang Dunia II, Presiden AS Franklin D. Roosevelt menyebutkan, "Saya mungkin sulit melepaskan diri dari fakta sederhana bahwa tentara Rusia membunuh lebih banyak personel Blok Poros dan menghancurkan lebih banyak material Blok Poros dibanding gabungan 25 negara lain."
Tentara Merah mengalahkan dan menangkap 607 divisi musuh sepanjang 1941-1945, jauh lebih banyak dibanding 176 divisi yang dihancurkan oleh pasukan Inggris dan Amerika jika digabungkan. Jumlah tentara Jerman yang terbunuh dan terluka di Front Timur enam kali lipat dibanding kombinasi di Front Barat dan Teater Mediterania. Rusia tentu bangga atas kemenangan yang mereka raih dan menolak menganggap Perang Patriotik Raya sebagai sekadar salah satu front dalam Perang Dunia II.
Warga Rusia dan "bekas" warga Soviet lain tetap mempertahankan sebutan "Perang Patriotik Raya" karena bagi mereka perang tersebut merupakan pertempuran untuk memerdekakan tanah air mereka, perang untuk meraih eksistensi dasar mereka. Di bawah rencana Nazi terhadap wilayah Soviet, lebih dari separuh populasi Rusia hendak ditumpas. Namun, Uni Soviet berhasil menggagalkan rencana tersebut.
Keberhasilan yang diraih oleh warga Soviet terbilang besar. Hampir seluruh warga Soviet terlibat dalam perang dengan berbagai cara. Lebih dari 19 juta orang menjadi sukarelawan untuk dikirim ke garis depan. Dalam pidato pada bulan Juli, Stalin berkata, "Tujuan perang nasional untuk mempertahankan negeri kita dari penindas fasis tak hanya untuk menghilangkan bahaya yang mengintai bangsa kita, tapi juga membantu seluruh warga Eropa yang mengerang di bawah penindasan fasisme Jerman."
Hasilnya, masyarakat Rusia sangat menghormati para veteran Perang Patriotik Raya. Di Moskow sendiri, terdapat 125 jalan yang namanya diambil dari nama kejadian dan para pahlawan Perang Patriotik Raya. Dukungan yang luas terhadap berbagai perayaan untuk menghormati para pahlawan perang pada awal abad ke-21 mengindikasikan bahwa kemenangan dalam Perang Patriotik Raya adalah hal yang kekal dalam benak warga Rusia.
Kampanye St. George's Ribbon (Pita St. George) yang membagikan pita simbolis oranye-hitam dari Ordo St. George di jalan-jalan merupakan salah satu contoh. Kampanye yang dilangsungkan rutin setiap tahun sejak 2005 ini merupakan salah satu cara merayakan Hari Kemenangan. Kampanye yang pada mulanya merupakan inisiatif publik ini kemudian dirangkul oleh pemerintah secara resmi. Menurut penyelenggara kampanye, tujuan mereka adalah "mencegah generasi baru melupakan siapa yang memenangkan perang terburuk di abad lalu, harga yang harus dibayar untuk itu, dan siapa serta apa yang perlu kita banggakan dan terus kenang." Slogan kampanye tersebut antara lain: "Kemenangan Kakek Saya adalah Kemenangan Saya!", "Saya ingat! Saya bangga!", "Kami anak-cucu Kemenangan Raya!", dan banyak lagi lainnya.
Lebih dari 50 juta pita St. George dibagikan di seluruh dunia pada enam tahun terakhir di semua negara yang memiliki diaspora Rusia. Berdasarkan survei terbaru, 73 persen warga Rusia percaya bahwa kampanye Pita St. George merupakan inisiatif positif.
Sejak era Soviet, 9 Mei menjadi simbol persatuan bangsa Rusia. Upaya untuk mematok kemenangan pada rezim Stalin dan menciptakan rasa bersalah pada para anak, cucu, dan cicit para pejuang kemerdekaan tak berhasil sama sekali. Warga Rusia hari ini tetap mempersepsikan kemenangan tersebut sebagai perang patriotik yang sangat besar dampaknya bagi semua orang, tanpa fokus pada pemimpin politik saat itu.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda