Dengan melanjutkan studi di Rusia, mahasiswa Indonesia di Rusia bisa memuaskan hasrat keingintahuan inteluktual mereka, apapun disiplin ilmu yang diambil. Foto: ITAR-TASS
Ananto mengatakan bahwa mahasiswa yang mengenyam pendidikan di universitas-universitas Rusia bukan hanya orang Rusia, melainkan mahasiswa dari seluruh dunia. “Bisa jadi di kelas Anda akan duduk bersebelahan dengan orang dari Tiongkok, Eropa Barat, Timur Tengah, Jepang, Korea Selatan, dan dari belahan dunia lainnya. Ini penting, karena ini menjadi momen bagi Anda untuk belajar saling menghargai berbagai kebudayaan dari negara yang berbeda,” papar Ananto.
Selain itu, menurut Ananto mahasiswa Indonesia di Rusia bisa memuaskan hasrat keingintahuan inteluktual mereka, apapun disiplin ilmu yang diambil, mulai dari fisika, kimia, geologi, ekonomi, kesehatan, kedokteran, hingga sains dan teknologi. “Rusia adalah pemimpin di bidang sains dan teknologidunia. Banyak orang hebat yang lahir di Rusia, bahkan bukan hanya di bidang ilmu pengetahuan, tapi di bidang musik pun banyak orang Rusia yang menjadi legenda,” kata Ananto.
Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Internasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Ananto Kusuma Seta. Foto: Fauzan Al-Rasyid/RBTH Indonesia |
Dalam kesempatan tersebut, Ananto yang mewakili Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI juga berharap agar pemerintah Rusia bisa bekerja sama dengan pemerintah Indonesia secara konsisten untuk mendukung program beasiswa ini.
Setiap tahun, pemerintah Rusia mengalokasikan sekitar 50 beasiswa untuk warga negara Indonesia yang ingin melanjutkan studi di Rusia, baik untuk program sarjana, master, mupun doktoral. Namun, untuk tahun akademik 2014/2015 pemerintah Rusia meningkatkan kuota beasiswa tersebut lebih dari dua kali lipat dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Tahun lalu, hanya ada 60 pelajar Indonesia yang berangkat ke Rusia. Tahun ini jumlahnya meningkat menjadi 125 orang. Tentu saja ini merupakan hal yang sangat menggembirakan,” terang Ananto.
Seluruh program perkuliahan di Rusia diselenggarakan dalam bahasa Rusia. Oleh karena itu, program kuliah di Rusia bagi mahasiswa asing akan berlangsung setahun lebih lama, karena di tahun pertama mereka harus mengikuti program persiapan bahasa Rusia. Sementara untuk program doktoral pemerintah Rusia hanya menerima orang yang sudah lancar berbahasa Rusia.
Rusia juga menerima warga negara Indonesia untuk pertukaran pelajar jangka pendek di universitas-universitas Rusia selama periode satu sampai enam bulan. Namun, salah satu syaratnya adalah pelamar program tersebut harus sudah fasih berbahasa Rusia.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda