Elang berkepala dua ini pertama kali dijadikan lambang negara oleh Kerajaan Het, yang menguasai sebagian besar Anatolia hingga Mesopotamia hulu pada abad XVII – XII sebelum Masehi.
TASSLambang bendera Rusia sekarang adalah elang berkepala dua dan merupakan salah satu simbol Indo-Eropa tertua yang pernah ada. Sejarah lambang itu dimulai sejak zaman Kekaisaran Romawi Timur.
Elang berkepala dua ini pertama kali dijadikan lambang negara oleh Kerajaan Het, yang menguasai sebagian besar Anatolia hingga Mesopotamia hulu pada abad XVII – XII sebelum masehi. Lambang tersebut dibuat dan diadaptasi oleh sang pewaris lambang elang Romawi berkepala satu, yaitu Kekaisaran Romawi Timur. elang berkepala dua yang menjadi lambang dinasti berkuasa pada saat itu, juga menjadi simbol bagi kekristenan Timur, simfoni gereja Ortodoks, dan kekuasaan pemerintahan otoriter dari Konstantinopel. Lambang itu mulai tersebar luas di seluruh negara-negara Kristen. Elang berkepala dua dapat juga dilihat di bendera Serbia dan Montenegro, Kerajaan Jerman (Kekaisaran Romawi Suci), dan Armenia. Figur elang sendiri baru sampai sampai di Rusia dan menggantikan simbol trisula pada abad ke-8. Awalnya, elang berkepala dua ini muncul di lambang kota Chernigov, yang saat ini berada di wilayah Ukraina. Baru setelah itu muncul di kota Vladimir dan Moskow. Kemunculan elang dalam lambang negara itu berbarengan dengan munculnya kata “Rusia”, yakni pada akhir abad ke-15, pada zaman Kaisar Agung Ivan III.
Setelah kejatuhan Konstantinopel (Istanbul), Rusia menjadi negara Ortodoks independen. Saat itu terjadi pergumulan dilematis antara dua simbol heraldik bangsa Rusia, yaitu singa dan elang. Lambang tradisional Rusia adalah singa. Namun, elang yang menjadi simbol kesatuan negara, berhasil menyingkirkan singa dan menjadi lambang negara independen Rusia.
Penggambaran elang terus berubah seiring pergantian kaisar Rusia. Saat kekaisaran Rusia berhubungan erat dengan Prusia dan Austria, elang digambarkan dengan lebih kaku dan geometris. Pada rezim politik liberal Rusia, bentuk sayap elang menjadi lebih bundar. Pada saat bangsa Polandia menduduki Moskow pada 1612, terdapat lambang kerajaan Katolik, yaitu bunga lili, di dada elang. Dan di zaman-zaman selanjutnya, elang juga ditambahi lambang Santo George ataupun Griffin (hewan mitologis berupa singa-rajawali), simbol dari dinasti agung keluarga Romanov.
Selain itu, jumlah mahkota yang menghiasi kepala elang juga berubah. Itu berhubungan dengan perubahan ideologi negara. Awalnya terdapat dua mahkota yang melambangkan kesamaan antara otoritas sekuler (duniawi) dan kerohanian gereja. Setelah kemenangan penguasa kaisar atas patriark Ortodoks, jumlah mahkota pun menjadi tiga. Dua mahkota di kepala elang, itu melambangkan kesamaan antara otoritas sekuler dan kerohanian gereja, sedangkan mahkota ketiga yang lebih besar dibanding mahkota lainnya berada di atas kedua mahkota itu. Mahkota ketiga melambangkan keunggulan kekuasaaan imperator di atas gereja dan semua cabang kekuasaan dari semua pemerintahan.Setelah Revolusi Februari 1917, pemerintah demokrasi menyingkirkan mahkota dari lambang negara. Elang demokrasi (yang diturunkan dari tahtanya) terdapat di pecahan uang Rusia. Lambang kekuasaan monarki berupa tongkat dan bola kerajaan juga dihapus dari genggaman telapak kaki elang.
Elang berkepala dua kembali menjadi lambang negara Rusia setelah keruntuhan Uni Soviet. Pada 1993, Presiden Rusia Boris Yeltsin meresmikan elang (tanpa mahkota dan simbol kekuasaan monarki) sebagai lambang negara Rusia.
Namun, perubahan bentuk elang tidak berhenti di situ. Elang terus mengalami modifikasi seiring perubahan tampuk kekuasaan di Rusia. Elang dengan tiga mahkota dan simbol kekuasaan pun kembali diresmikan sebagai lambang negara kala Vladimir Putin menjadi presiden.
Penulis
Vladimir Khutarev adalah doktor bidang sejarah sekaligus ketua cabang kota Moskow untuk Komunitas Penjaga Sejarah dan Budaya Rusia.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda