Tidak semua siswa mengikuti tradisi ini, meski ada banyak yang mengaku percaya takhayul.
TASS“Jangan keramas sebelum ujian, atau semua pengetahuanmu akan ikut tercuci.” Jelas, para siswi lebih menderita karena tradisi ini dibandingkan para siswa. Untuk mengurangi ketidaknyamanan, banyak yang datang ke ujian dengan mengenakan topi atau babushka (topi khas Rusia—dalam bahasa Rusia disebut ushanka).
Tradisi ini juga menganjurkan agar siswa sebaiknya tidak memotong rambut atau mencukur rambut sebelum ujian. Ada yang bahkan sampai mengenakan pakaian yang sama selama masa ujian, padahal ujian dapat berlangsung hingga beberapa minggu. Di akhir minggu kedua, beberapa siswa tampak sedikit lebih buruk karena lusuh, tetapi mereka berpendapat bahwa tampilan kumuh tidak jadi soal demi hasil ujian yang baik.
Terdapat sebuah patung penjaga perbatasan dan anjingnya di stasiun bawah tanah Lapangan Revolusi, Moskow. Menggosok baut senapan sang penjaga ini atau hidung anjingnya konon dapat mendatangkan keberuntungan yang berlimpah untuk ujian. Siapa yang pernah melihat patung ini akan tahu bahwa hidung anjing dan baut senapannya telah dipoles hingga berwarna kuning kemilau oleh para siswa selama beberapa generasi.
Menaruh buku pelajaran dalam posisi terbuka di bawah bantal pada malam sebelum ujian dipercaya dapat meningkatkan ingatan. Rupanya data yang murni dan bersih akan mengalir dari buku langsung ke otak siswa melalui "saluran gaib" yang sakti. Takhayul yang terkait dengan ini adalah menghias pohon Natal dengan catatan yang dibuat ketika pelajaran di kelas jika ujian dilakukan pada musim dingin.
Siswa yang tidak cekatan sering kali mengandalkan metode “tangkap halyava”. Halyava merupakan sebuah konsep yang cukup populer yang pada intinya tentang mendapatkan sesuatu secara cuma-cuma. Pada malam hari sebelum ujian, orang kadang melihat siswa Rusia mengibaskan buku catatan ujian (yang disebut zachotka dalam bahasa Rusia) yang terbuka dan berteriak, “Halyava, datanglah!”. Di asrama, ritual ini sering dimeriahkan dengan hadirnya pesaing yang juga ingin menangkap halyava, yang berteriak “Tidak ada halyava untukmu malam ini!” dari jendela mereka sendiri.
Setelah mengibaskan zachotka yang terbuka dari jendela, siswa diharuskan menutupnya secara cekatan dan cepat, sehingga dapat memerangkap halyava yang mungkin sudah masuk ke dalamnya. Zachotka setelah itu harus tetap ditutup hingga ujian, bahkan lebih bagus lagi jika siswa mengikatnya dengan pita supaya tidak terbuka secara tidak sengaja. Orang pertama yang membukanya haruslah penguji, jika tidak, halyava akan terbang pergi. Penguji yang tidak kooperatif biasanya meminta siswa untuk membuka zachotka mereka sendiri dan menaruhnya di meja dalam posisi terbuka, sehingga merusak semua persiapan yang telah dilakukan.
Demi hasil terbaik, siswa harus mengambil ujian sesuai urutan tertentu. Mengambil ujian olahraga pertama tidak disarankan. Siswa yang melakukan itu akan berisiko “harus berlari-larian untuk melalui ujian-ujian yang lain.” Artinya, mereka cenderung tidak akan sukses di ujian yang lain.
Satu lagi tradisi rahasia siswa Rusia disebut “muka masuk bubur”. Pada pagi sebelum ujian, sarapan harus terbuat dari bubur Herkules dengan selai beri hitam. Asrama siswa dipenuhi kisah menyeramkan tentang nasib buruk yang menimpa mereka, yang sial, yang cukup sembrono mengganti beri hitam dengan rasberi, atau merusak tradisi itu dengan berbagai cara lain. Akhirnya, sebagaimana yang ditunjukkan oleh nama tradisi ini, siswa harus memasukkan muka langsung ke bubur dan memakan yang tersisa di mangkuk sebelum mencuci muka mereka.
Ada prosedur ketat untuk menggambari kartu yang berisi pertanyaan ujian. Ini harus dilakukan dengan tangan kiri, sambil berdiri dengan kaki kiri. Ini juga harus sembunyi-sembunyi, jika tidak pengawas akan melihat dan menyimpulkan bahwa siswa itu lebih menggantungkan diri pada keberuntungan dibanding belajar dengan keras.
Setelah sukses melewati ujian, siswa yang beruntung itu harus mengajak tos teman-temannya yang masih menunggu giliran. Cara ini diunggap umum untuk menyebarkan keberuntungan.
Setelah ujian selesai, catatan yang dibuat ketika pelajaran di kelas ditumpuk dan dibakar. Siswa yang dapat melompati apinya akan memiliki peluang yang semakin besar untuk lulus ujian berikutnya. Mereka yang lebih sering mencatat dengan laptop atau iPad tentu akan mempertanyakan kemanjuran prosedur ini.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda