Otoped listrik telah meraih popularitas di Rusia, terutama selama pandemi belakangan ini. Hanya dalam sebulan, pada kurun Maret—April 2020, permintaan terhadap penyewaan otoped meroket hingga 350 persen dan pada akhir tahun, telah melampaui permintaan penyewaan sepeda.
Namun, popularitas itu telah menimbulkan permasalahan yang serius. Setelah serangkaian kecelakaan, yang beberapa di antaranya mengarah ke tuntutan pidana, kemarahan publik pun kian meningkat. Alhasil, banyak ya meminta agar pemerintah memberlakukan zona bebas otoped dan menyamakan kendaraan itu dengan senjata traumatis.
я поняла, самокат — это травмат в мире транспортных средств
— mkuvsh (@mkuvsh) May 19, 2021
"Saya menyadari, otoped sama seperti senjata yang tidak mematikan dalam dunia kendaraan."
Singkatnya, otoped listrik menjadi salah satu topik terpanas di Rusia pada musim panas. Inilah alasannya.
Tidak salah jika otoped listrik disebut tidak mematikan karena dalam enam bulan terakhir, tidak kurang dari lima orang meninggal akibat cedera yang melibatkan moda transportasi itu.
"Saya sedang berjalan di trotoar dan melihat beberapa pengguna otoped melaju ke arah saya. Terkadang berdua, ada juga yang bertiga. Saya pun berhenti karena tidak yakin dengan arah lintasan dan kecepatan mereka. Namun, saya saat itu mereka datang dari arah depan saya. Bagaimana kalau para jagoan itu datang dari arah belakang Anda? Itu mengerikan! Anda mungkin akan mulai mengutuk hukum, atau lebih tepatnya kekurangannya. Hak pejalan kaki di Moskow telah lama diabaikan," keluh warga Moskow Olga Vovikova di Facebook.
Layanan penyewaan otoped listrik pertama Rusia, Dilisomokat, muncul di Moskow pada musim panas 2018. Wali kota Moskow Sergey Sobyanin bahkan menghadiri acara pembukaannya. Sejak saat itu, pasar penyewaan otoped listrik pun berkembang dengan mantap. Secara nasional, daftar pemain utama dalam bisnis ini sudah mendekati dua lusin. Bersamaan dengan itu, jumlah tabrakan antara pengguna otoped dan pejalan kaki juga semakin meningkat secara proporsional. Beberapa di antaranya telah mengakibatkan cedera serius dan bahkan kematian.
Pada Mei lalu, David Zaleev, seorang solois balet di Teater Mariinsky, mengendarai otoped dalam keadaan mabuk. Ketika hendak menyalip seorang pejalan kaki, ia terjatuh. Akibatnya, ia menghabiskan lebih dari dua minggu dalam keadaan koma. Pada 1 dan 2 Juni lalu, dua anak laki-laki berusia 4 tahun dan seorang gadis berusia 5 tahun ditabrak oleh pengendara otoped listrik di beberapa distrik berbeda di Sankt Peterburg. Semua korban dirawat di rumah sakit dan dua di antara mereka dalam kondisi serius. Lalu, ada juga Maksim Molodshy, seorang karyawan layanan elektronik E-motion, yang tahun ini terluka parah karena bertabrakan dengan pengguna otoped listrik di trotoar. Dia bahkan hampir kehilangan kakinya karena tendonnya putus.
“Otoped ‘Ninebot’ memiliki berat 40 kilogram dan berat pengendaranya sekitar 80 kilogram. Pria itu jatuh dan tengkoraknya retak. Itu adalah cedera yang paling umum saat mengendarai otoped,” katanya.
Menurut data Kementerian Dalam Negeri Rusia, dalam enam bulan pertama pada 2021, terjadi 180 kecelakaan yang melibatkan otoped listrik di Rusia. Lima di antaranya menelan korban jiwa.
Senyap, berat, dan terkadang mampu melaju hingga 30—50 kilometer per jam hanya dalam hitungan beberapa detik, otoped listrik telah menciptakan ketakutan di tengah masyarakat. Alasan lain yang juga membuat khawatir adalah belum tersedianya aturan yang jelas tentang penggunaan otoped listrik sehingga otoritas tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Layanan penyewaan otoped atau yang disebut kicksharing masih belum diatur secara ketat di Rusia. Meskipun kebutuhan akan amandemen telah dibahas selama beberapa tahun belakangan, layanan ini masih belum memiliki status hukum yang jelas di tingkat federal. Saat ini, moda transportasi ini dianggap setara dengan pejalan kaki yang dibantu kendaraan, seperti orang di kursi roda, mendorong troli, menggunakan sepatu roda, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pengendara otoped memiliki hak untuk berkendara di trotoar, jalur pejalan kaki, serta jalur sepeda. Jika tidak ada, mereka bisa melaju di sepanjang sisi jalan, tetapi searah dengan arus lalu lintas.
Terlebih lagi, pengendara dapat menyewa atau menggunakan otoped mereka sendiri. Selain kartu bank, layanan penyewaan tidak memerlukan dokumen calon pengguna saat pendaftaran. Pengguna hanya perlu mencentang kotak "Saya setidaknya berusia 18 tahun". SIM tidak diperlukan jika daya motor listrik tidak melebihi 250 watt. Penggunaan perlengkapan pelindung juga tidak wajib.
“Sebagian besar kontroversi terkait otoped saat ini berasal dari status hukum pengendaranya yang tidak jelas … Menurut aturan jalan, mereka dapat diklasifikasikan sebagai pejalan kaki, pengendara sepeda, atau pengguna moped— jika mengacu kepada pengguna otoped pribadi bertenaga besar,” ujar Yulia Kamoylik, sekretaris pers Whoosh, salah satu perusahaan kicksharing terbesar dan paling sukses di Rusia.
Hal tersebut menarik perhatian Komite Investigasi (KI) yang mulai menangani masalah tersebut dengan proses pidana.
Pada pertengahan Mei, KI turun tangan setelah dua skuter menabrak pejalan kaki pada malam yang sama di Nevsky Prospekt, Sankt Peterburg. Pelakunya ditemukan dengan cepat dan salah satunya didakwa dengan hooliganisme. Kasus pidana kedua diajukan terhadap Whoosh, yang dinilai gagal memenuhi persyaratan keselamatan.
Pada awal Juni, para penyelidik telah menggeledah kantor dan gudang Whoosh dan juga perusahaan penyewaan otoped listrik yang lain, termasuk Urent, Eleven, Mangoo, dan Busyfly. Hasilnya, enam kasus pidana terkait cedera karena kelalaian dan hooliganisme dibuka. Penggeledahan serupa juga segera dilakukan di wilayah-wilayah Rusia yang lain.
Pada 9 Juni pagi, penduduk Sankt Peterburg menemukan bahwa aplikasi kicksharing tidak lagi berfungsi. Kepala Komite Transportasi Sankt Peterburg Kirill Polyakov mengatakan, perusahaan-perusahaan itu sendiri yang telah menarik otoped mereka dari jalanan karena tindakan yang diambil oleh KI. Namun, majalah Forbes, mengutip sumber dari salah satu perusahaan kicksharing, menulis bahwa mereka menarik otoped-otoped mereka atas permintaan KI: "KI menjelaskan bahwa jika kami tidak menariknya, mereka mereka yang akan melakukannya."
Sejauh ini, perusahaan penyewaan otoped listrik mencoba bernegosiasi dengan otoritas setempat mengenai pengenalan zona lambat dan merah, sebelum penerapan aturan umum. Bentuk aturan yang akan diterapkan pun masih menjadi bahan perdebatan.
Kamar Sipil, lembaga konsultatif masyarakat sipil Rusia, mengusulkan untuk mengklasifikasikan otoped yang bertenaga besar sebagai moped, pendaftaran pengguna dengan rincian paspor oleh otoritas Sankt Peterburg, dan membuat basis data pelanggar. Kementerian Perhubungan Rusia sedang membahas pembatasan kecepatan di trotoar hingga 20 kilometer per jam dan memberlakukan larangan berkendara di taman, pusat perbelanjaan, serta di dekat stasiun kereta bawah tanah atau stasiun kereta api.
Akan tetapi, para penentang otoped tidak puas dengan langkah-langkah itu. “Ketika menyeberang jalan, saya memahami bahayanya dan untuk itulah saya melihat sekeliling. Sementara, saat berjalan di trotoar, saya tidak berkewajiban untuk terus menerus melihat sekeliling dan memperhatikan kendaraan yang “terbang” ke arah saya dengan kecepatan 50 kilometer per jam. Di trotoar, saya memiliki hak untuk “tenggelam” dalam ponsel saya,” tulis pengguna internet Madegghead.
Namun demikian, tidak adil untuk mengalihkan semua kesalahan ke perusahaan kicksharing, tegas Igor Serkin, kepala litigasi di firma hukum Cliff: “Tidak ada persyaratan keselamatan yang ditetapkan untuk bisnis penyewaan. Perusahaan bahan makanan atau layanan khusus seperti wahana hiburan memang memiliki persyaratan itu. Namun, bahaya apa yang terkait dengan layanan penyewaan? Jika Anda menyewa mobil, apakah perusahaan penyewaan harus memantau perilaku mengemudi Anda? Tidak! Mereka hanya perlu memeriksa SIM Anda. Dalam kasus otoped listrik, tidak ada SIM seperti itu (saat ini).”
Kurangnya infrastruktur sering disebut sebagai bagian dari masalah yang ada. Di beberapa negara Eropa, otoped listrik hanya diperbolehkan di jalur sepeda. Inilah yang dikatakan oleh kepala gerakan publik Transportasi Listrik Kecil Rusia Aleksandr Osipov: “Sebagai bagian dari gerakan kami, kami mengendarai otoped listrik di semua kota besar Rusia dari Vladivostok ke Kaliningrad dan menyadari bahwa tidak ada infrastruktur yang memadai, bahkan di Moskow dan Sankt Peterburg. Sementara, jalur sepeda yang tersedia seperti sebuah lelucon — muncul dan berakhir tiba-tiba. Alhasil, pengendara sepeda masih harus menggunakan trotoar dan area tidak aman lainnya.”
Akan tetapi, jika otoped diakui sebagai kendaraan dan dilarang di trotoar serta taman, itu akan mematikan bisnis penyewaan,” kata Yuri Nikolaev, yang menjalankan portal daring Trushering. Lagi pula, sebagian besar pengendara menggunakan otoped untuk bersenang-senang.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda