Arina dan Dina Averina
Global Look Press“Apa yang Anda lakukan selama karantina? Bermain puzzle, membuat kolase, menggambar sampai spidolnya habis ... oh ya, dan kami menanam pohon,” kata dua pesenam kembar berusia 22 tahun, Dina dan Arina Averina, menjelaskan kegiatan mereka pada waktu senggang.
Pesenam Dina dan Arina Averina tampil dalam Pertunjukan Tahun Baru Juara Olimpiade ke-8 di Moskow.
Alexander Wilf/SputnikMeski begitu, walau pemerintah memberlakukan aturan pembatasan wilayah (lockdown) pada musim semi lalu, keduanya tak lantas punya banyak waktu luang. Mereka berlatih hampir tiap hari sesuai jadwal yang ketat.
“Kami bangun, mencuci muka, menjalani pemeriksaan kesehatan, dan pergi ke gedung olahraga, berlatih koreografi hari demi hari. Dengan kata lain, kami tak mengubah jadwal kami sedikit pun,” kata Dina dalam sebuah dokumenter oleh Match TV.
Dina dan Arina memang terbiasa berlatih sepanjang hari. Namun, seluruh kerja keras mereka terbukti membuahkan hasil. Mereka memenangkan banyak medali emas dalam Kejuaraan Dunia Senam Ritmik (Dina mengumpulkan 13 medali; Arina mengumpulkan empat medali).
Lahir di Zavolzhye, sebuah kota kecil di Nizhegorodskaya oblast (369 kilometer di sebelah barat Moskow), Dina dan Arina mulai berlatih senam sejak kecil, bahkan sebelum masuk sekolah.
Pada awalnya, mereka berusaha menyeimbangkan antara sekolah dan olahraga. Namun, begitu menginjak usia 14 tahun, keduanya pindah ke Moskow untuk berlatih dengan pelatih Olimpiade Vera Shatalina.
Arina Averina selama FIG Rhythmic Gymnastics World Cup Pesaro 2019 Groups All-Around Clubs di Adriatic Arena, Pesaro, Italia.
Enrico Calderoni/Global Look Press“Untuk kamp pelatihan pertama, kami langsung pergi ke Kroasia. Di sana, kami berlatih dengan banyak atlet senam ternama .... Kami benar-benar kaget karena ini adalah peluang langka,” kenang Arina.
Beberapa tahun kemudian, mereka meraih gelar pertama mereka. Dina pertama-tama memenangkan Kejuaraan Moskow pada 2014, kemudian, pada tahun yang sama, keduanya tampil pada Holon Grand Prix dan Arina berhasil menyabet emas. Pada 2017, Dina dan Arina berhasil meraih medali emas dalam berbagai cabang senam pada Kejuaraan Dunia.
Kedua gadis ini mengakui bahwa pada awalnya mereka berusaha mengalahkan satu sama lain.
“Dina sangat merasa terpukul ketika saya meraih peringkat pertama, sementara dia di peringkat kedua. Dia sangat kesal bahkan sampai menangis,” aku Arina.
Namun, lama-kelamaan, keduanya berhenti bersaing. Kini, mereka justru saling memberikan perhatian dan dukungan di setiap kompetisi.
Dina dan Arina memiliki keunggulan masing-masing. Dina tampil lebih baik dengan hoop dan clubs, sementara Arina terampil menggunakan bola dan pita, kata keduanya dalam program gelar wicara (talkshow) Vecherniy Urgant. Kebanyakan orang mungkin mengira bahwa saudara kembar tak hanya mirip secara fisik, tetapi juga memiliki karakter yang sama. Padahal, kepribadian kedua atlet kembar ini sama sekali berbeda. Namun, perbedaan itu sama sekali tak menghalangi mereka untuk tetap kompak dan menghabiskan seluruh waktu luang bersama.
Dina Averina
Ulrik Pedersen/Global Look Press“Saya memiliki karakter yang kuat dan serius, Arisha (Arina -red.) lebih ramah, lebih lembut .... Namun, kami punya selera dan minat yang sama. Jadi, kami tak pernah bertengkar. Kami tidak pernah bosan dan selalu bersama, kami bisa mengobrol sepanjang hari, menceritakan semua rahasia dan masalah kami, dan tak akan ada yang mengetahuinya,” kata Dina.
Pada Februari 2020, Dina mengalami cedera punggung, tetapi masih berkompetisi dalam Kejuaraan Rusia.
“Sakitnya luar biasa, sama sekali tak bisa dibandingkan dengan apa pun, saya belum pernah mengalami ini sebelumnya,” kata Dina menjelaskan cederanya. Beberapa bulan kemudian, ketika merasa cukup pulih, dia mengikuti kompetisi internasional lainnya yang diadakan secara daring karena wabah virus corona.
Dina Averina selama FIG Rhythmic Gymnastics World Cup Pesaro 2019 Groups All-Around Ribbon di Adriatic Arena, Pesaro, Italia.
Enrico Calderon/Global Look Press“Awalnya saya takut. Saya pikir, apa yang terjadi? Emosi saya tidak stabil karena saya mengalami cedera di aula yang sama …. Saya sedikit gemetar, tetapi ketika saya keluar, saya melihat matras dan para juri. Setelah itu, saya mulai tenang,” kata Dina.
Pada saat yang sama, Dina dan Arina sebetulnya akan tampil pada Olimpiade 2020 di Tokyo. Namun, ajang olahraga internasional empat tahunan tersebut diundur hingga tahun ini karena pandemi COVID-19.
“Kami sedang berlatih ketika kami mengetahui bahwa Olimpiade dibatalkan. Kami bertatapan dan duduk. Mengapa harus repot-repot berlatih sekarang? Namun, seluruh pelatihan itu membuat segalanya lebih mudah. Sekarang saya berlatih bukan untuk Olimpiade, melainkan hanya untuk kesenangan,” kata Dina.
Meski demikian, Dina dan Arina masih berharap dapat mengikuti Olimpiade yang dijadwalkan ulang tahun ini.
“Kami masih harus menunggu siapa yang akan dipilih untuk (mewakili) Tim Rusia, apalagi kita punya bakat atlet berbakat dan semua orang berhak mendapatkan kesempatan di Olimpiade,” kata Arina menegaskan.
“Anda tak bisa bersantai, Anda tak boleh kehilangan tempat, Anda harus datang tiap hari dan mengusahakan yang terbaik,” kata Dina dengan yakin.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda