Presiden Rusia Vladimir Putin selama Sidang Majelis Umum PBB secara virtual dari Moskow, Rusia, Selasa (22/9).
Global Look PressPresiden Rusia Vladimir Putin menawarkan vaksin COVID-19 buatan Rusia, Sputnik V, secara gratis kepada para staf PBB. Demikian hal tersebut ia sampaikan dalam pidatonya selama Sidang Majelis Umum PBB, Selasa (22/9).
“Siapa pun bisa terinfeksi virus berbahaya ini. Virus ini dapat menyerang staf PBB, markas besarnya, dan berbagai entitas regionalnya,” kata Putin dalam pidatonya dari Moskow.
Putin mengatakan, Moskow siap memberikan suntikan Sputnik V secara gratis kepada tiap staf PBB yang ingin divaksinasi. Menurutnya, Rusia pun telah menerima beberapa permintaan vaksinasi dari sejumlah rekan PBB.
Menanggapi tawaran tersebut, PBB berterima kasih kepada presiden Rusia dan berjanji akan menindaklanjuti usulan Putin.
“Kami berterima kasih atas tawaran Presiden Putin dan akan segera ditindaklanjuti oleh layanan medis kami,” kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric.
Akibat pandemi, Sidang Majelis Umum PBB kali ini diadakan secara virtual. Presiden Putin, yang sebagian besar berbicara tentang pandemi, menekankan, pemimpin dunia mana pun yang tertarik bekerja sama dalam pengembangan vaksin COVID-19 harus bertemu dan berdiskusi untuk melawan penyakit mematikan tersebut serta memastikan supaya nantinya vaksin bisa diakses semua orang.
“Kami sangat terbuka dan berkomitmen untuk bekerja sama. Karena itu, kami hendak mengadakan konferensi daring tingkat tinggi dalam waktu dekat dengan negara-negara yang tertarik untuk bekerja sama dalam pengembangan vaksin melawan virus corona,” kata Putin.
Rusia sendiri adalah negara pertama yang mendaftarkan vaksin Sputnik V. Putin menuturkan, vaksin tersebut telah terbukti “andal, aman, dan efektif" dan siap. Rusia, sebagaimana yang ditekankan Putin, siap mengulurkan segala bantuan yang diperlukan.
Vaksin Sputnik V saat ini tengah menjalani uji coba tahap akhir skala besar. Puluhan ribu warga Rusia dan warga asing secara sukarela berpartisipasi dalam program vaksinasi rintisan tersebut. Beberapa negara, termasuk mitra-mitra Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (CSTO), India, dan Filipina, telah menunjukkan minat dalam pengadaan vaksin tersebut.
“Kita semua menghadapi tantangan baru yang fundamental: pandemi virus corona. Virus ini memengaruhi jutaan orang, (dan) merenggut sesuatu yang amat berharga — nyawa manusia. Karantina, penutupan perbatasan, masalah yang dihadapi masyarakat di hampir semua negara — inilah kenyataan yang kita hadapi saat ini,” kata pemimpin Rusia prihatin.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda